Selasa 16 Apr 2019 14:57 WIB

OOG Butuh Waktu Dua Tahun untuk Pembangunan Kilang

Ada sejumlah tahapan yang harus dilakukan sebelum pembangunan kilang.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pemandangan Kota Bontang dari udara di Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Pemandangan Kota Bontang dari udara di Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Migas asal Oman, Overseas Oil and Gas LLC Oman (OOG) sebagai pemenang dari tender kontraktor Kilang Bontang mengatakan hingga saat ini perusahaan melakukan persiapan pembangunan kilang. Direktur Utama OOG, Khalfan Al Riyami mengatakan perusahaan membutuhkan waktu paling tidak dua tahun untuk menyelesaikan hal tersebut.

Ia mengatakan perlu banyak tahapan yang harus diselesaikan sebelum membangun Kilang Bontang. Pertama, perseroan mencari partner pendanaan, studi kelayakan jan juga studi teknikal engineering.

Baca Juga

"Bankable feasibility study, and Front End Engineering Design (FEED), butuh hampir dua tahun, Bankable (enam bulan) FEED butuh banyak waktu. Bankable positif baru FEED," kata Khalfan di Jakarta, Senin (15/4).

Menurut dia untuk membangun Bontang, strategi partnership memang harus dilakukan karena kebutuhan dana dan risiko juga besar. OOG, kata Khalfan, tengah mencari partner baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.

"Proyek ini besar sekali, tidak bisa sendirian, harus dapat partner ada dua tipe, equity yang partner share project, cari di Indonesia dan di luar juga, partner juga di konstruksi," ungkapnya.

Perusahaan, kata Khalfan, membutuhkan paling tidak sebesar 15 miliar dolar AS untuk bisa menyelesaikan pembangunan kilang ini hingga selesai dan beroperasi. Maka ia berharap proses pencarian partner dan pendanaan bisa berjalan mulus.

Namun, ia optimistis proyek yang ditargetkan akan selesai pada 2026 mendatang ini bisa selesai tepat waktu. Hanya saja, untuk saat ini kata Khalfan perlu ada studi dan kerja sama yang baik antara perusahaan dan Pertamina agar bisa mempercepat proses persiapan pembangunan.

Kilang minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery) dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari (bph). Rencananya, kilang ini juga akan menggunakan konfigurasi yang menghasilkan produk petrokimia lainnya.

Dalam proyek kilang baru tersebut, OOG berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp 210 triliun sesuai dengan Framework Agreement dengan PT Pertamina (Persero) yang telah ditandatangani Desember 2018 lalu, tanpa menggunakan APBN. Kilang ini rencananya didirikan di atas lahan seluas 700-1.000 hektare yang terdiri dari kilang minyak dengan kapasitas 300.000 bph serta pabrik petrokimia dengan kapasitas 450.000 ton per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement