Selasa 16 Apr 2019 14:33 WIB

Overseas Oil and Gas Bangun Proyek Penunjang Kilang Bontang

Perusahaan migas Oman ini menggandeng dua perusahaan lokal bangun proyek penunjang.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pemandangan Kota Bontang dari udara di Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Pemandangan Kota Bontang dari udara di Kalimantan Timur, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Migas asal Oman, Overseas Oil and Gas LCC Oman (OOG) selaku perusahaan utama yang menggarap Kilang Bontang menggaet dua perusahaan lokal Kalimantan untuk membuat fasilitas penunjang di sekitar Kilang Bontang. Fasilitas penunjang itu di antaranya pembangkit listrik, pengadaan pipa, water treatment dan lainnya.

Presiden Direktur OOG, Khalfan Al Riyami mengatakan perusahaan menggaet PT Meta Epsi Tbk dan PT Sanurhasta Mitra Tbk. PT Meta bergerak di bidang procurement dan konstruksi dan PT Sanurhasta bergerak di bidang pengembangan properti dan hotel. 

"Kami menggaet dua perusahaan lokal untuk bisa membantu kami mengembangkan fasilitas penunjang di Kilang Bontang," ujar Khalfan di Jakarta, Senin (15/4).

Khlafan mengatakan hal ini akan mendorong perusahaan lokal untuk melibatkan tenaga kerja lokal. Hal tersebut juga sebagai salah satu perusahaan untuk bisa memenuhi target tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sesuai kebijakan pemerintah.

"Kami sangat memperhatikan national value dan berencana untuk melakukan sub-kontrak dengan perusahaan lokal. Kami juga berencana untuk merekrut tenaga kerja Indonesia karena jumlah pekerjanya yang besar dan kami optimistis dengan kapabilitasnya," kata Khalfan.

Kilang minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery) dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari (bph). Rencananya, kilang ini juga akan menggunakan konfigurasi yang menghasilkan produk petrokimia lainnya. 

Dalam proyek kilang baru tersebut, OOG berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp 210 triliun sesuai dengan Framework Agreement dengan PT Pertamina (Persero) yang telah ditandatangani Desember 2018 lalu, tanpa menggunakan APBN. Kilang ini rencananya didirikan di atas lahan seluas 700-1.000 hektare  yang terdiri dari kilang minyak dengan kapasitas 300.000 bph serta pabrik petrokimia dengan kapasitas 450.000 ton per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement