REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk meningkatkan efsiensi kerja hulu migas, anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina EP (PEP) melakukan integrasi dan sinergi fasilitas hulu migas dengan sesama anak usaha Pertamina. Hal ini dilakukan selain untuk bisa menghemat ongkos operasional dan waktu juga untuk meningkatkan keamanan lifting minyak.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, Chalid Said Salim menjelaskan Fasiltas Sharing Agreement (FSA) memang dilakukan seluruh anak usaha Pertamina dalam kerja hulu migas. Ia menjelaskan hal tersebut dilakukan untuk bisa meminimalisasi faktor loss dan meningkatkan keamanan.
"FSA itu tujuannya satu, bagaimana operasi itu bisa berjalan dengan baik, maka operational excelent itu lebih baik. Dengan itu maka misalnya faktor loss and safety itu ada," ujar Chalid di Jakarta, Senin (15/4).
General Manager Pertamina Asset V, Irwan Zuhri mencontohkan integrasi fasilitas antara Pertamina EP dengan Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). Irwan mengatakan, produksi Pertamina EP di Lapangan Samojang daripada harus dikirim langsung ke Lapangan Sanga Sanga sejauh 72 kilometer, maka PEP mengirim minyak lebih dulu ke Lapangan Senipah milik PHM yang berjarak 21 kilometer.
"Di sana ada fasiliitas, lalu nanti akan dikirim bareng ke RU V Balikapapan. Lapangan Sanga-Sanga kita kirim ke Balikpapan melalui JT, dari Sanga-Sanga melalui barging. Saat ini kami kirim ke lapangan PHM," ujar Irwan.
Sedangkan untuk pasokan RU Badak, PEP bekerja sama dengan PHSS untuk langsung mengirimkan hasil gasnya ke fasilitas PHSS melalui sistem barging yang nantinya akan dibawa melalui kapal ke RU Badak.
"Jadi kalau kita lihat, untuk yang Sanga Sanga akan kami krim ke taruh dulu ke PHSS (Pertamina Hulu Sanga Sanga), baru dikirm ke Badak," ujar Irwan.