Sabtu 13 Apr 2019 22:34 WIB

Sandiaga Sebut Defisit Neraca Selesai dengan Tekan Impor

Sandiaga mengatakan perlu ada strategi big push untuk mendorong produksi dalam negeri

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan persoalan defisit neraca perdagangan masih belum terselesaikan. Ia menilai salah satu solusi untuk bisa menyelesaikan defisit neraca perdagangan adalah melalui kebjakan menekan impor.

Sandiaga menilai kebijakan impor yang dilakukan pemerintah saat ini sayangnya tidak hanya membuat defisit neraca perdagangan kian menganga, tetapi juga tak berdampak pada penurunan harga untuk bahan kebutuhan pokok. "Permasalahannya, barang impor masuk pun harga komoditas masih mahal. Keluhan tersebut dari masyarakat masih banyak. Harga listrik mahal, belanja masih pada mahal," ujar Sandiaga di Hotel Sultan, Sabtu (13/4).

Baca Juga

Sandi menjelaskan dirinya dan Prabowo punya solusi untuk menyelesaikan defisiit neraca ini. Ia menjelaskan perlu adanya strategi big push untuk bisa mendorong produksi dalam negeri.

"Kami punya strategi big push, swasembada pangan ini kita dorong proses produksi, pupuk lancar, bibit dan setop impor saat panen," ujar Sandi.

Sedangkan untuk sektor energi yang kata Sandi merupakan penyumbang terbesar dari defisit neraca perdagangan, akan dituntaskan dengan pemanfaatan biofuel. "Untuk energi, kita bangun biofuel, 10 juta lahan kita bsa dimanfaatkan. Ibu Nia di tegal katanya bayar listrik sampai Rp 1 juta. Kami mau perbaiki ini tanpa menerbitkan kartu baru," ujar Sandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement