Kamis 11 Apr 2019 23:01 WIB

Kementan Lepas Ekspor Pangan dari NTT

Komoditas yang banyak dikirim ke Timor Leste adalah sayuran dan buah.

Red: EH Ismail
Ekspor pangan ke Timor Leste
Foto: Humas Kementan
Ekspor pangan ke Timor Leste

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi titik ekspor komoditas pangan. Dari Indonesia, hasil bumi itu dikirim ke Timor Leste.

Enam komoditas yang diekspor meliputi 58 m3 mebel jati senilai Rp. 580 juta, kedelai sebanyak 17,5 ton, kacang tanah 5 ton, kacang hijau 0,75 ton, dan lada/merica 40 kg senilai 199,5 juta rupiah. Serta 5.454 ekor DOC senilai 45 juta rupiah. Nilai total ekspor Rp. 824,5 juta. Komoditas tersebut merupakan milik 6 eksportir asal Kupang maupun Atambua.

Komoditas yang banyak dikirim ke Timor Leste adalah sayuran segar dan buah sebanyak 208 kali sertifikat melalui PLBN Wini. “Kemudian kedelai, kacang hijau dan kacang tanah, bawang merah serta jati furnitur yang banyak keluar melalui PLBN Mota'ain 3 bulan terakhir sudah ada 169 sertifikat" ujar Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, saat melakukan pelepasaan ekspor 6 (enam) komoditas pertanian di PLBN Mota'ain, Kabupaten Belu, NTT bersama Sekda Belu, Petru Bere melepas (11/4).

Kondisi geografis yang berada dalam satu pulau membuat kebutuhan masyarakat Timor Leste banyak diperoleh dari wilayah Indonesia. Produk pertanian yang langsung diekspor meliputi bawang merah, bawang putih, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, pakan ternak, DOC dan produk olahan kayu berupa mebel. 

Ekspor dari komoditas pertanian asli NTT sendiri menambah devisa bagi negara. Karantina Kupang mencatat ekspor bawang merah tahun 2016 sejumlah 24,4 ton atau setara dengan Rp 489 juta. Tahun 2017 sebanyak 54,9 ton dengan nilai Rp 1,09 miliar dan tahun 2018 berjumlah 62,2 ton senilai Rp 1,2 miliar. 

Ekspor produk kacang tanah pada tahun 2016, 2017, 2018 berturut-turut sebanyak 4,8 ton, 29 to dan 52 ton. Jika dilihat dari data yang ada, terjadi peningkatan permintaan dari negara Timor Leste terhadap dua komoditas pertanian tersebut dari tahun ke tahun.

"NTT adalah wilayah dengan banyak produk pertanian yang berpotensi ekspor. Kita harus siapkan langkah konkrit untuk mendorong ekspor produk guna menberi nilai tambah bagi petani sekaligus meningkatkan pendapatan daerah," jelasnya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement