Kamis 11 Apr 2019 16:11 WIB

Menhub Dukung Pembentukan Holding Penerbangan

Pembentukan holding BUMN penerbangan tengah dalam proses kajian.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyambut baik adanya rencana pembentukan induk perusahaan atau holding penerbangan. Selama hal tersebut dapat berdampak positif kepada industri penerbangan, Budi menegaskan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mendukung.

"Pada dasarnya, satu sisi saya mendukung (holding penerbangan), tapi di sisi yang lain bahwa industri-industri itu harus diperhatikan keberdayaannya," kata Budi di gedung Kemenhub, Jakarta, Kamis (11/4).

Baca Juga

Meski begitu, Budi mengharapkan, jangan sampai jika nantinya holding penerbangan dibentuk maka salah satu perusahaan anggotanya tidak memiliki kinerja yang positif. Budi tidak ingin ada satu perusahaan anggota holding justru bergantung kepada induknya.

Budi mengatakan, dengan dibentuknya holding penerbangan, Budi mengharapkan ada upaya masing-masing untuk memajukan industri penerbangan bersama. "Jangan juga bergantung dengan yang lain karena dia tidak bisa melakukan upaya jadi harus digabungkan,” ujarnya.

Meski mendukung rencana tersebut, Budi mengatakan, saat ini belum bisa menjelaskan secara detail bagaimana proses yang akan dilakukan. Namun, ia mengatakan sudah melihat kajian yang dilakukan.

"Untuk selanjutnya Kemenhub masih perlu meminta masukan dari banyak pihak terkait holding penerbangan," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga sudah mengungkapkan pemerintah saat ini tengah mengkaji soal pembentukan holding penerbangan. "Kita analisis sekarang perusahaan holding membawahi PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II," kata Rini saat meninjau proyek fasilitas baru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pekan lalu.

Dia menjelaskan, analisa juga tengah dilakukan juga terhadap maskapai-maskapai Indonesia dalam industri penerbangan ini, salah satunya Garuda Indonesia. Rini memastikan, nantinya tidak hanya holding tambang dan lainnya saja namun juga holding penerbangan.

Sebelumnya, dikabarkan pemerintah sudah menunjuk konsultan strategi PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia untuk melakukan kajian pembentukan holding penerbangan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kajian tersebut peelu dilakukan yakni alasan dibutuhkannya holding sarana-prasarana perhubungan udara, bagaimana holding tersebut dapat memberikan menciptakan nilai, dan model operasi seperti apa yang sesuai untuk holding penerbangan.

Dalam kajian tersebut, rencana ya terdapat enam perusahaan BUMN yang akan digabungkan. Perusahaan tersebut yaitu PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, Pelita Aor Services, Survai Udara Penas, dan Airnav Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement