REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Maritime Research Institute Nusantara (Marin Nusantara) saat ini tengah menjalankan program kontainer masuk desa. Dalam program tersebut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengatakan sebanyak tiga ton beras sudah diangkut kapal Tol Laut ke Talaud, Sulawesi Utara.
"Tiga ton beras tersebut diambil dari Bulog untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan menggunakan mini kontainer," kata Wisnu dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Rabu (11/4).
Dia menjelaskan pengiriman perdana 3 tiga ton beras melalui peogram tersebut diangkut menggunakan kapal Tol Laut KM Logistik Nusantara II. Beras dikirim dengan tujuan desa-desa di kecamatan Essang, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Wisnu mengatakan pengiriman beras juga akan dilakukan dari pelabuhan lain.
"Selanjutnya dari Pelabuhan Bitung, mini kontainer akan diteruskan menggunakan kapal KM Kendhaga Nusantara I sebagai kapal feeder menuju Pelabuhan Melonguane," jelas Wisnu.
Dia memastikan mini kontainer tersebut berguna untuk menjangkau wilayah-wilayah yang memiliki keterbatasan akses alat bongkar muat di pelabuhan dan akses jalan raya. Setelah tiba, mini kontainer dikeluarkan dari kontainer 20 feet dan dinaikan ke kapal perintis KM Sabuk Nusantara 95 menuju Pelabuhan Essang dan selanjutnya diteruskan ke gudang desa.
"Dengan adanya program kontainer masuk desa tentunya akan mendukung program tol laut dengan skema end to end," tutur Wisnu.
Dia mengharapkan upaya tersebut mampu menurunkan disparitas harga. Sebab, menurutnya program kontainer masuk deaa dapat memastikan ketersediaan berbagai bahan pokok dan penting di wilayah desa yang selama ini belum maksimal.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo Marine Service Eko Hariyadi menilai mini kontainer memiliki kelebihan. "Salah satunya adalah bisa dilipat dan masuk ke kontainer 20 feet dan mempunyai kapasitas tiga ton per mini kontainer," ujar Eko.
Eko menambahkan untuk rencana produksi tergantung permintaan pasar namun pihaknya sanggup memproduksi seribu kontainer dalam waktu dan tidak perlu ada stuffing dan stripping lagi di Pelabuhan. Selain itu, menurut Eko juga bersifat end to end dari gudang penjual ke pembeli serta sanggup menjangkau daerah terpencil.
Saat ini, Kemenhub susah menyiapkan kapal perintis milik negara dengan ukuran 200 GT sampai 2000 GT dengan kapasitas angkut 30 ribu penumpang. Hal tersebut untuk mendukung kapal tol laut membawa logistik ke daerah-daerah yang berada di sekitar pelabuhan yang disinggahi kapal tol laut.