Rabu 10 Apr 2019 19:08 WIB

Mentan Berangkatkan Dua Penyuluh Tani ke Thailand

Kedua penyuluh tersebut diberangkatkan Mentan ke Thailand untuk studi banding.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman disambut para petani dan warga Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Selasa (9/4). Pada kesempatan tersebut, Kementan memberikan bantuan pertanian kepada sejumlah pelaku tani.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman disambut para petani dan warga Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Selasa (9/4). Pada kesempatan tersebut, Kementan memberikan bantuan pertanian kepada sejumlah pelaku tani.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberangkatkan dua penyuluh asal Papua dan Aceh ke Thailand sebagai bentuk penghargaan atas kinerjanya dalam membantu mengembangkan sektor pertanian. Kedua penyuluh tersebut diberangkatkan ke Thailand untuk studi banding sambil menyerap ilmu dan teknologi dari negara tersebut.

“Dalam 4,5 tahun ini, sektor pertanian banyak berkembang. Itu jasa mereka-mereka para penyuluh, makanya kami berikan apresiasi,” kata Amran, di Makassar, Rabu (10/4).

Baca Juga

Kedua penyuluh yang diberangkatkan ke Thailand tersebut berasal dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh bernama Nurlisma. Sementara penyuluh yang berasal dari Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Kabupaten Timika bernama Matias Nikah. Saat dimintai tanggapan mengenai apresiasi yang diberikan Mentan, Nurlisma mengaku merasa bersyukur dapat menerima kesempatan belajar tersebut.

Nurlisma mengaku, meski usianya sudah tidak muda lagi, namun dia tetap bertekad mempelajari ilmu pertanian agar bisa diterapkan di dalam negeri. Menurutnya, dia dipesankan Mentan untuk meniru sistem pertanian yang ada di Thailand untuk diterapkan di wilayahnya. Dia pun berkomitmen akan mendukung target pemerintah dalam uapaya menjadi lumbung pangan dunia pada 2045.

Sementara itu penerima apresiasi lainnya, Matias, mengaku akan memanfaatkan kesempatan belajar itu dengan sebaik-baiknya. Sebagai petani di wilayah timur Indonesia, Matias mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi para penyuluh dan petani yang ada. Selain belum masifnya distribusi bibit dan bantuan alat pertanian (alsintan), gaji operasional penyuluh pun masih relatif rendah.

“Sekarang sudah mulai ada bantuan-bantuan, itu sudah bagus,” kata Matias kepada Republika saat diwawancara usai menerima apresiasi dari Mentan.

Kendati begitu dia optimistis, sektor pertanian Indonesia dapat berkembang jika pemerintah dapat memberdayakan seluruh penyuluh yang ada di daerah. Matias mengaku, selama 15 tahun menjalani profesi sebagai penyuluh pertanian, kesempatan berharga berupa studi banding ke Thailand diharapkan dapat membawa perubahan bagi pertanian di wilayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement