Rabu 10 Apr 2019 04:40 WIB

Sektor Perdagangan Jasa Baru Berkontribusi 40 Persen

Indonesia harus beralih dari pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas ke jasa.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Penelitian (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Penelitian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu ciri sebagai negara yang maju adalah pertumbuhan ekonominya tidak lagi bertumpu pada perdagangan komoditas. Mencontek negara maju, pertumbuhan ekonomi banyak ditopang di sektor perdagangan dan investasi jasa.

Direktur Perundingan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan, Iskandar Pandjaitan menjelaskan saat ini pertumbuhan perdagangan dan investasi sektor jasa di Indonesia masih di bawah 40 persen. Padahal, jika ingin maju maka sektor jasa harus paling tidak mengambil peran sebesar 70 persen dari pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga

"Uni Eropa contohnya, sektor jasa berkontribusi 70 persen dari GDP mereka. Sedangkan kita baru maksimal 40 persen. Sejalan perkmbangan ekonomi indonesia, ke depan itu akan terus peran jasa akan semakin meningkat," ujar Iskandar di Hotel Pullman, Selasa (9/4).

Iskandar mengatakan, Indonesia masih menganggap dan berdebat persoalan sektor jasa merupakan barang publik. Saat ini, Kementerian Perdagangan sedang menggencarkan pemahaman dan klasifikasi dari sektor jasa mana yang bisa dijadikan potensi ekonomi.

"Tantangan juga bagi indonesia utk bagaimana sosialisasikan sektor jasa menjadi sektor ekonomi. Sering ada pertanyaan apakah sektor ini pantas jd sektor komersial.  Ini tantangan bagi kita untuk memberi informasi yg benar ke stakeholder untuk memilah mana bagian yg sensitif di sektor jasa dan sektor yg potensial," ujar Iskandar.

Ia juga mencontohkan sektor penelitiaan dan pengembangan (research and development/RnD) merupakan salah satu sektor yang menarik untuk dikembangkan. Apalagi, menurut dia Indonesia punya sumberdaya manusia yang cukup mumpuni, dengan berkolaborasi dengan sektor kreatif, sektor RnD sangat dibutuhkan di zaman yang dituntut penuh inovasi ini.

"Seperti research and development services, itu seharusnya dikembangan indonesia. Walau kita belum dalam tahap memproduksi dari sektor itu, lebih baik kita membiarkan penyedia RnD dari luar utk mendukung industri . Kita mau industrialisasi 4.0 misal kita butuh jasa jasa," ujar Iskandar.

Dengan berkembangnya ekonomi sektor jasa ini, harapannya Indonesia tak melulu bergantung pada perdagangan komoditas. Indonesia diharapkan bisa mengembangkan potensi jasa, skill untuk menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi.

"Negara di ASEAN rata-rata di atas 50 persen. Itu akan terus makin meningkat. Artinya peran sektor jasa makin tinggi di perekonomian asean, termasuk indonesia. Kalo negara maju di atas 70 persen," ujar Iskandar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement