Jumat 05 Apr 2019 18:13 WIB

Harga Beras di Pasar Indramayu Mulai Turun

Harga beras di Indramayu turun karena musim panen di berbagai daerah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Buruh mengangkut beras untuk didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Gudang Bulog Subdrive Indramayu, Rabu (18/2).
Foto: Antara
Buruh mengangkut beras untuk didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Gudang Bulog Subdrive Indramayu, Rabu (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga beras di pasaran tradisional di Kabupaten Indramayu mulai turun. Hal itu terjadi seiring dengan berlangsungnya musim panen raya di berbagai daerah.

‘’Harga beras mulai turun sejak dua mingguan yang lalu,’’ ujar salah seorang pemilik kios beras di area Pasar Mambo, Kecamatan Indramayu, H Jana, kepada Republika.co.id, Jumat (5/4).

Baca Juga

Jana mencontohkan, untuk beras premium sadon atau yang berasal dari hasil musim gadu 2018, harganya kini di kisaran Rp 11.500–11.800 per kg. Sedangkan beras premium anyar atau yang berasal dari panen musim rendeng 2018/2019, harganya di kisaran Rp 11 ribu per kg.

Sedangkan untuk beras medium, harganya di kisaran Rp 10 ribu – 10.500 per kg untuk kualitas yang bagus. Namun, adapula yang harganya di kisaran Rp 9.000 – 9.500 per kg untuk kualitas yang ada di bawahnya.

‘’Pokoknya harga beras yang sekarang ini turun rata-rata di kisaran Rp 800 per kg untuk semua jenisnya,’’ kata Jana.

Jana mengatakan, turunnya harga beras itu terjadi seiring dengan berlangsungnya musim panen raya di berbagai daerah. Dengan demikian, pasokan gabah meningkat dan harganya pun turun.

Dari sisi penjualan, Jana menyatakan, beras sadon lebih diminati masyarakat dibandingkan beras anyar. Pasalnya, tekstur nasi beras sadon lebih bagus saat dimasak dibandingkan dengan beras anyar.

‘’Tapi ya banyak juga yang lebih milih beras anyar karena harganya lebih murah,’’ tutur Jana.

Salah seorang pedagang nasi di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Wati, menyambut gembira turunnya harga beras di pasaran. Pasalnya, modal yang harus dikeluarkannya bisa berkurang.

‘’Alhamdulillah, semoga bisa turun terus,’’ kata Wati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement