REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (3/4) atau Kamis (4/4) pagi WIB. Pelemahan dolar AS terjadi di tengah meningkatnya poundsterling karena investor telah mengikuti dengan cermat pembaruan tentang Brexit, yang mendapat beberapa sinyal positif pada Rabu (3/4).
Perdana Menteri Inggris Theresa May dan pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn sepakat untuk bertemu lagi pada Kamis (4/4) waktu setempat, untuk memecahkan kebuntuan Brexit setelah tidak ada terobosan dari pembicaraan mereka pada Rabu (3/4).
Poundsterling naik 0,25 persen terhadap dolar AS setelah Perdana Menteri Theresa May mengumumkan pembicaraan dengan partai Buruh dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan Brexit yang dapat mendorong perjanjian keberangkatan yang lebih lembut dengan Uni Eropa.
Sementara greenback sedikit berubah oleh data pada Rabu (3/4) yang menunjukkan bahwa pengusaha-pengusaha swasta AS menambahkan 129.000 lapangan pekerjaan pada Maret. Penambahan ini di bawah ekspektasi para ekonom dan terendah sejak September 2017.
Investor selanjutnya fokus pada laporan ketenagakerjaan pemerintah untuk Maret pada Jumat (5/4) sebagai indikasi lebih lanjut tentang kekuatan pasar tenaga kerja AS dan inflasi upah. Greenback juga tertekan karena harapan kesepakatan perdagangan antara AS dan China mendorong selera risiko secara global.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1240 dolar AS dari 1,1198 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3155 dolar AS dari 1,3114 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7116 dolar AS dari 0,7063 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,46 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,38 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9977 franc Swiss dari 0,9984 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3338 dolar Kanada dari 1,3346 dolar Kanada.