Selasa 02 Apr 2019 20:14 WIB

Temilreg FoSSEI Jadebotabek Bahas Wakaf dan Industri Halal

Ini bagian dari jihad di sektor ekonomi Islam.

FoSSEI regional Jadebotabek menggelar Temu Ilmiah Regional (Temilreg) 2019 di Universitas Trisakti Jakarta.
Foto: Dok Fossei
FoSSEI regional Jadebotabek menggelar Temu Ilmiah Regional (Temilreg) 2019 di Universitas Trisakti Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – -- Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) wilayah Jadebotabek menggelar Temu Ilmiah Regional (Temilreg) 2019. Kegiatan yang diadakan bekerja sama dengan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Fordes Trisakti itu dilaksanakan di Universitas Trisakti Jakarta, 27-30 Maret 2019.

Siaran pers FoSSEI yang diterima Republika.co.id, Senin (1/4) menyebutkan, rangkaian acara Temilreg 2019 diawali dengan seminar nasional mengusung tema  “Optimization of Waqf and Sociopreneur in Developing Halal Industry in he Era 4.0”, Rabu (27/3). Ahmad Juwaini dari Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). menjadi keynote speaker seminar tersebut.

Nara sumber seminar itu adalah  Dr  Bambang Himawan (kepala Divisi Ekonomi dan Keuangan Syariah BI),  Riyanto Sofyan BSEE, MBA (ketua Tim  Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata  RI), dan Irwan Abdalloh SE, MM (ketua Divisi Pasar Modal Syariah BEI).

 “Seminar ini merupakan kesempatan yang baik bagi pada peserta khususnya mahasiswa untuk mendapatkan wawasan terkait isu kontemporer khususnya wakaf dan industri halal,” kata Ketua Pelaksana, Arif Giri.

Irwan Abdalloh menjelaskan tentang wakaf saham, di mana investasi itu diperbolehkan selama tidak menyalahi dalil-dalil sesuai dengan kaidah muamalah. “Saham sifatnya atas nama yang harus dipindahbukukan. Nadzir adalah sang pengelola wakaf. Yang ideal adalah nadzir membentuk portofolio khusus atau bekerja sama dengan register. Penyaluran ke penerima manfaat adalah hasil keuntungan pengelolaan yang diterima oleh nadzir,” ungkap Irwan. 

Arif Giri  menambahkan, sebanyak 300 peserta hadir dalam seminar kali ini. Di samping sebagai ajang sharing dan diskusi, seminar ini dapat menjadi sarana silaturahim antara pembicara, panitia, peserta umum dan khususnya seluruh anggota FoSSEI Jabodetabek. 

Salah satu peserta, Aisyah,  merasa bersyukur atas kesempatan ini.  “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dapat hadir hari ini. Seminar ini  sangat membuka wawasan dan menyadarkan kami sebagai mahasiswa ekonomi syariah untuk berjuang menyelesaikan permasalahan yang ada sekarang khususnya terkait industri halal dan wakaf,” ujarnya.

photo
Suasana seminar nasional yang mengupas tema tentang optimalisasi wakaf dan industri halal. Seminar tersebut diadakan oleh FoSSEI Jadebotabek.

Rangkaian agenda Temilreg hari pertama (27/3)  ditutup dengan sesi penyerahan wakaf secara simbolis dari panitia kepada Mandiri Amal Insani (MAI) yang diwakilkan oleh Iwan Rudiyana.

Selain seminar nasional, Temilreg Jadebotabek  2019 juga dimeriahkan dengan olimpiade ekonomi Islam, debat, kisah inspiratif Muslimah, video, poster dan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat mahasiswa se-Jabodetabek.

Agenda hari terakhir Temilreg, Sabtu (30/3) diisi dengan Night Award. “Sesi penutup  diisi dengan pemberian penghargaan kepada peserta lomba dan sebagai malam puncak guna mempererat ukhuwah seluruh anggota FoSSEI regional yang berasal dari 32 KSEI se-Jabodetabek,” kata Arif Giri.

Kordinator Regional FoSSEI Jabodetabek, Ismamudi mengemukakan, seminar maupun rangkaian acara lainnya dalam Temilreg 2019 merupakan bagian dari jihad di sektor ekonomi Islam. “Temilreg bukanlah ajang kompetisi, tetapi adu gagasan dan ide untuk membangun negeri. Semoga tema yang diangkat dalam Temilreg 2019 dapat menjadi pembangkit kita bersama dalam membangun peradaban ekonomi Islam,” pungkas Ismamudi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement