Selasa 02 Apr 2019 09:22 WIB

Padat Karya Hingga Pelosok Bandara Kufar

Ada 113 orang dari masyarakat sekitar bandara yang menjadi peserta padat karya.

Rep: Rahayu Subekti / Red: Friska Yolanda
Bandara Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku melayani penerbangan rute Kufar-Ambon dengan menggunakan Maskapai Trigana Air.
Foto: REPUBLIKA/Rahayu Subekti
Bandara Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku melayani penerbangan rute Kufar-Ambon dengan menggunakan Maskapai Trigana Air.

REPUBLIKA.CO.ID, SERAM TIMUR -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan program padat karya hingga menjangkau pelosok Bandara Kufar, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku. Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Sarmanto hal tersebut sebagai upaya untuk mendukung program Presden Joko Widoo untuk meningkatkan kesejahteraan hingga pulau terluar. 

Sarmanto menjelaskan untuk tahun ini Kemenhub menganggarkan olikasi dana untuk padat karya sebesar Rp 300 miliar. "Penerapannya ada di 157 bandara di Indonesia selama satu tahun, salah satunya di bandara ini (Kufar)," kata Sarmanto usai meresmikan kegiatan padat karya di Bandara Kufar, Senin (1/4). 

Untuk itu, kata dia, Otoritas Bandara Wilayah VIII ditunjuk untuk Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub untuk meninjau langsung program padat karya di Bandara Kufar yang merupakan bagian dari Bandara Banda Naira, Maluku. Sarmanto menegaskan program tersebut melibatkan masyarakat dari deda sekitar Bandara Kufar pantai dan darat serta Desa Gah dengan status setengah menganggur.

"Sesuai informsi, ada 113 orang dari masyarakat sekitar bandara yang menjadi peserta padat karya. Jadi kita memanfaatkan mereka sesuai dari sasaran program kami," jelas Sarmanto.

Sarmanto menuturkan, peogram padat karya tersebut dilakukan dengan disesuaikan kemampuan para masyarakat di sekitar Bandara Kufar. Dengan menggunakan alat sederhana, lanjut dia, maka kegiatan padat karya dilakukan dengan membersihkan lingkutan di sekitar bandara yang masih dekat dengan rawa-rawa hutan Maluku. 

"Ini ada drainase banyak rumput-rumput kita pastikan supaya lancar air yang lewat. Kemudian pohon-pohon yang menggangu keselamatan dalam operasional penerbangan tentu kita potong juga," jelas Sarmanto. 

Bandara Kufar dapat dikatakan berada di tengah hutan Maluku sehingga masyarakat di sana masih tergolong berada di wilayah desa tertinggal. Untuk itu, program padat karya tersebut dilakukan hingga simpul transportasi di wilayah terpencil seperti Bandara Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur. 

Bandara Kufar sendiri sampai saat ini hanya melayani penerbangan dengan satu rute yaitu Kufar-Ambon (pergi pulang). Penerbangan tersebut masih dilayani oleh Trigana Air saja dengan jadwal penerbangan empat hari dalam sepekan yang operasionalnya masih disubsidi pemerintah daerah 50 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement