REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komitmen Pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) melalui program BBM Satu Harga terus dilakukan. Lembaga penyalur BBM baru kembali diresmikan, kali ini berupa SPBU Kompak di Kabupaten Kepulauan Talaud yang terletak di Kecamatan Essang, Kecamatan Nanusa dan Kecamatan Miangas.
Ketiga SPBU Kompak tersebut merupakan bagian dari 133 lembaga penyalur BBM yang telah beroperasi sejak dimulainya Program BBM Satu Harga pada 2017.
Peresmian SPBU Kompak tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto didampingi oleh Retail Fuel Marketing (RFM) Manajer MOR VII PT Pertamina (Persero) I Ketut Permadi Aryakuumara, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Alex Sahadula dan jajaran TNI dan Polri, serta tokoh masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud.
"Alhamdulillah masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud bisa mendapatkan pasokan BBM dengan harga sesuai yang ditetapkan Pemerintah, Premium Rp 6.450/liter dan Solar Rp 5.150,-/liter. Hal ini tidak lepas berkat dukungan Pemerintah Daerah, TNI dan Polri, serta stakeholders terkait", ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto, Ahad (31/3).
Sebelum dibangun lembaga penyalur di ketiga lokasi tersebut, warga harus membeli BBM jenis Solar dengan harga sekitar Rp 10.000 hingga 15.000 dan BBM Premium dengan harga sekitar Rp 15.000 hingga Rp 20.000.
Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah terdepan di Indonesia. Miangas khususnya, merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Mindanao - Filipina. Jaraknya lebih dekat ke Davao (48 mil laut) daripada ke Melonguane (110 mil laut). Oleh karena itu, Pemerintah menugaskan PT Pertamina mendirikan 5 lembaga penyalur BBM 1 harga di Kepulauan Talaud yaitu di Melonguane, Kabaruan, Essang, Miangas, dan Nanusa.
Menurut RFM Manajer MOR VII PT Pertamina (Persero) I Ketut Permadi Aryakuumara, ketiga SPBU Kompak yang diresmikan hari ini telah uji coba operasi sejak akhir tahun 2018. "Kebutuhan BBM di Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2018 rata-rata mencapai 247 KL per bulan. Adanya SPBU Kompak ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan BBM serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Talaud," papar Ketut Permadi.
Supply point SPBU di Kepulauan Talaud adalah TBBM Bitung yang berjarak sekitar 278 mil laut dengan menggunakan SPOB kapasitas 1100 KL. Total alokasi BBM untuk SPBU Essang sebesar 20 KL/bulan, SPBU Nanusa sebesar 20 KL/bulan dan SPBU Miangas sebesar 40 KL/bulan.
"Untuk BBM tersebut kami terus melakukan pengawasan agar tidak ada penyimpangan dalam penyaluran, harapan kami Pemda dan masyarakat dapat aktif berperan agar BBM yang disalurkan tepat sasaran," terang Ketut Permadi.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Badan Usaha Pelaksana Penugasan terus melakukan pemetaan lokasi sasaran program BBM Satu Harga. "Tahun 2019 direncanakan dibangun 40 titik BBM 1 Harga dan untuk Sulawesi berada di Kabupaten Banggai Kepulauan (2 lokasi) dan Kabupaten Sigi (1 lokasi)," jelas Djoko.
Secara nasional, sejak tahun 2017 hingga 2019 akan dibangun 170 penyalur BBM Satu Harga. Hingga saat ini PT Pertamina (Persero) telah membangun 124 lokasi, sementara badan usaha pendamping sebanyak 9 lokasi. Untuk tahun 2019, ditargetkan 39 Penyalur beroperasi oleh PT Pertamina dan 1 Penyalur beroperasi oleh badan usaha pendamping.
Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan energi, khususnya BBM, bagi masyarakat untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, termasuk ke pulau terdepan yang menjadi beranda Indonesia. "Pendirian SPBU ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud," terang Djoko.