Kamis 28 Mar 2019 16:44 WIB

UOB Sasar Pasar Mass Affluent di Indonesia

UOB menargetkan total income wealth banking tahun ini bisa mencapai 32 persen

Nasabah melakukan transaksi di Bank UOB Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah melakukan transaksi di Bank UOB Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) meluncurkan layanan wealth banking baru untuk menyasar pasar mass affluent (kelas menengah ke atas). Saat ini, ada sekitar 20 juta orang Indonesia yang masuk kalangan mass affluent.

"Untuk layanan wealth banking ini, Kami menargetkan bisa meraih 3 persen dari segmen mass affluent yang ada di Indonesia," kata Deposit, Investment and Insurance Sales and Distribution Head UOB Indonesia Victor Teja di Jakarta, Kamis (28/3).

Baca Juga

Produk baru wealth banking UOB ini, jelas Victor, memberikan layanan konsultasi pada nasabah dalam pengelolaan keuangan dengan pendekatan smart risk. Untuk merebut pasar mass affluent lewat layanan wealth banking baru ini, lanjutnya, UOB secara khusus menyasar para profesional muda dan entrepreneur di kisaran usia antara 30-45 tahun, dan memiliki pendapatan rata-rata Rp 10 juta per bulan.

"Mereka dengan income Rp 10 juta per bulan, biasanya mempunya nilai rekening sekitar Rp 100 juta. Inilah yang menjadi sasaran dari UOB Wealth Banking,” ujarnya.

Ia menambahkan, segmen tersebut sekarang sedang memasuki golden moment. Dalam arti,  punya penghasilan besar dan sedang menikmati hidup. “Namun, jangan sampai di masa golden moment ini justru terlewat tanpa sempat mempersiapan keuangan untuk masa depan,” tambahnya.

Sehingga, lanjut Victor, selain secara finansial sudah tepat menjadi target pasar, lebih spesifik lagi UOB menargetkan orang yang memiliki karakter punya kepercayaan diri akan rencana keuangan masa depan. Selain itu, mereka yang ingin memastikan investasi bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup dan kesejahteraan.

Lebih lanjut Victor menuturkan, dari total 500 ribu nasabah UOB Indonesia saat ini pihaknya menargetkan sekitar separuhnya akan menggunakan layanan baru wealth banking ini. "Target kita tahun ini minimal total income dari wealth banking bisa mencapai 32 persen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement