Selasa 26 Mar 2019 10:38 WIB

Cina Beli 300 Pesawat Airbus

Kesepakatan pembelian pesawat Airbus bernilai 30 miliar euro.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Pesawat Airbus
Foto: wikipedia
Pesawat Airbus

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Airbus menandatangani kesepakatan bernilai puluhan miliar dolar AS pada Senin (25/3) untuk menjual 300 pesawat ke Cina. Kerja sama ini bertepatan dengan kunjungan ke Eropa oleh Presiden Cina Xi Jinping dan hampir menyamakan rekor Cina saat membeli pesawat saingan dari AS, Boeing.

Kesepakatan antara Airbus dan agen pembelian negara Cina, China Aviation Supplies Holding Company menjadi kesepakatan yang menarik perhatian selama kunjungan diplomatik tersebut. Pembelian mencakup 290 jet tipe A320 dan 10 jet berbadan lebar A350.

Baca Juga

Pejabat Perancis mengatakan kesepakatan itu bernilai sekitar 30 miliar euro dengan harga katalog. Perencana biasanya memberikan diskon yang signifikan.

Pesanan lebih banyak dari yang diperkirakan. Jumlah ini sama dengan pesanan pesawat Boeing ketika Donald Trump mengunjungi Beijing pada 2017. Hal ini juga terjadi karena penangguhan penggunaan Boeing 737 MAX telah meninggalkan ketidakpastian atas harapan langsung Boeing untuk pesanan jet besar sebagai hasil dari setiap pelonggaran ketegangan hubungan dagang antara AS-Cina.

Tidak ada bukti adanya hubungan langsung antara kesepakatan Airbus dan ketegangan Cina-AS atau masalah armada Boeing. Akan tetapi, pengamat Cina mengatakan Beijing memiliki sejarah mengirim sinyal diplomatik atau bermain-main dengan pemasok melalui kesepakatan pesawat negara.

"Kesimpulan dari kontrak besar (penerbangan) adalah langkah maju yang penting dan sinyal yang sangat baik dalam konteks saat ini," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato bersama Xi Jinping.

Amerika Serikat dan Cina telah berproses menuju kemungkinan kesepakatan untuk mengurangi pertikaian tarif selama berbulan-bulan. Kesepakatan yang melibatkan 200 hingga 300 jet Boeing hingga baru-baru ini diharapkan sebagai bagian dari kemungkinan pemulihan hubungan.

Cina juga yang pertama kali mengandangkan versi terbaru model Boeing 737 awal bulan ini setelah kecelakaan mematikan Ethiopian Airlines. Tak hanya Cina, sejumlah negara juga memutuskan untuk mengandangkan pesawat terbaru bikinan Boeing tersebut.

Cina menjadi tempat penjualan utama bagi Airbus dan saingan utamanya Boeing berkat meningkatnya permintaan perjalanan. Namun apakah Airbus atau Boeing terlibat, para analis mengatakan kesepakatan diplomatik seringkali mengandung campuran permintaan baru, pengulangan pesanan lama dan kredit terhadap kesepakatan di masa depan, yang berarti dampak langsungnya tidak selalu jelas.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement