REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi Direktur Produksi dan Teknologi, PT Krakatau Steel (KRAS), Wisnu Kuncoro yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK untuk sementara waktu dirangkap oleh Direktur Sumber Daya Manusia KRAS, Rahmad Hidayat. Rangkap jabatan itu dilakukan hingga diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan bulan depan.
“(Sementara) dirangkap. Nanti posisinya ditentukan pada saat RUPS saja karena sudah dekat tanggal 26 April 2019,” kata Silmy saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (25/3).
Menurut Silmy, pada Rahmad Hidayat saat ini memang tengah menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Produksi dan Teknologi karena Wisnu Kuncoro sedang dalam masa cuti sejak satu pekan yang lalu. Karena itu, Rahmad Hidayat akan menjalankan tugas sehari-hari yang sebelumnya dilakukan Wisnu Kuncoro.
Adapun untuk kebijakan strategis perseroran yang berada di bidang Produksi dan Teknologi akan ditangani langsung oleh Silmy. “Saya ambil alih langsung hal-hal strategis yang ditangani Wisnu Kuncoro,” katanya.
Sebelumnya, Wisnu Kuncoro terkena OTT KPK saat sedang berada di rumahnya di kawasan BSD City, Tangerang Selatan pada Jumat (22/3) pekan lalu. Selain Wisnu, lima orang lainnya ikut diamankan KPK dalam operasi.
Mengetahui rekan kerjanya terjaring dalam OTT KPK, Silmy mengakut terkejut. Namun, walau bagaimanapun, Direksi KRAS tetap menghormati proses hukum yang tengah berlangsung pasca OTT KPK.
Pada Senin (25/3), harga saham KRAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan perdagangan sesi satu tercatat melemah 3,31 persen menjadi Rp 468 per lembar. Harga KRAS sejak pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB diperdagangkan antara Rp 462-480 per lembar dengan frekuensi perdagangan sebanyak 924 kali.
Silmy menilai, pelemahan harga KRAS termasuk wajar sebagai respons sesaat dari para pelaku pasar. “Nanti, seiring dengan langkah-langkah yang kita lakukan dan diikuti membaiknya kinerja, maka investor akan masuk,” kata Silmy meyakinkan.
Ia menambahkan, perseoran memastikan bahwa kinerja tidak akan terpengaruh atas kejadian OTT KPK tersebut. Bahkan, tertangkapnya salah satu direksi KRAS atas dugaan kasus suap menambah semangat perseroan untuk melakukan pembenahan dan transformasi bisnis ke depan.