Kamis 21 Mar 2019 14:17 WIB

BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 persen

Bank sentral terus berkoordnasi mengendalikan defisit transaksi berjalan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Bank Indonesia (BI): Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/2).
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia (BI): Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Maret 2019 pada hari ini, Kamis (21/3). Dalam rapat bulanan ini, bank sentral diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Repo Rate di 6 persen.

Menurut Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto, suku bunga acuan 6 persen akan dipertahankan mempertimbangkan kondisi eksternal, yakni bank sentral AS The Fed yang juga tetap mempertahankan bunga acuannya. "Kalau eksternal sepertinya terkait keputusan Fed yang menahan kenaikan suku bunga, sementara di sisi internal masih fokus memperbaiki neraca transaksi berjalan," ujar Eko kepada Republika.co.id, Kamis (21/3).

Baca Juga

Saat ini fed fund rate (FFR) semakin longgar atau dovish dimana The Fed tidak lagi agresif menaikkan FFR. Stance The Fed ini akibat adanya indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS di bawah 3 persen, yakni sekitar 2,1 persen, serta laju inflasi mendekati 2 persen.

Sementara itu bank sentral dan pemerintah masih terus berkoordinasi untuk pengendalian defisit transaksi berjalan menuju kisaran 2,5 persen dari PDB pada 2019. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Februari 2019 mengalami surplus 330 juta dolar AS yang terdiri dari ekspor sebesar 12,53 miliar dolar AS dan impor 12,2 miliar dolar AS. Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Februari 2019 tercatat defisit sebesar 734 juta dolar AS. 

"Kedua indikator tersebut cenderung tidak berubah menjelang RDG kali ini, sehingga sepertinya BI akan menahan suku bunga acuan," kata Eko.

Sebelumnya pada RDG bulan Januari dan Februari 2019, bank sentral memutuskan untuk menahan suku bunga acuan tetap di level 6 persen. Menurut Eko, suku bunga acuan 6 persen saat ini cukup untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam gejolak ekonomi global, serta menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Saat ini cukup (6 persen), namun kalau ada shock dari eksternal, terutama terkait kebijakan Fed, maka bunga acuan di level 6 persen belum cukup menahan koreksi rupiah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement