Kamis 21 Mar 2019 06:53 WIB

Target Ekspor Tenun dan Batik 58,6 Juta Dolar AS

Selain berpotensi ekspor, industri tekstil juga merupa sektor padat karya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Perajin batik memproduksi batik cap dua jari di toko Batik Putra Laweyan di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jumat (8/3). Toko batik milik Gunawan Muhammad Nizar tersebut memproduksi batik dua jari bukan untuk kampanye, tetapi batik untuk dipakai sehari-hari.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Perajin batik memproduksi batik cap dua jari di toko Batik Putra Laweyan di Kampung Batik Laweyan, Solo, Jumat (8/3). Toko batik milik Gunawan Muhammad Nizar tersebut memproduksi batik dua jari bukan untuk kampanye, tetapi batik untuk dipakai sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartato menargetkan ekspor di sektor industri tekstil tenun dan batik sebesar 58,6 juta dolar AS pada tahun ini. Target tersebut naik 10 persen dari target di tahun sebelumnya yang berjumlah 53,3 juta dolar AS. Negara tujuan ekspor tenun dan batik Indonesia mayoritasnya adalah Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat.

“Kenaikan target ekspor tenun dan batik ini karena melihat produksi dalam sektor tersebut semakin bernilai tinggi. Selain itu ada faktor jalinan kerjasama juga dengan negara-negara potensial,” kata Airlangga, Rabu (20/3).

Baca Juga

Dia menjelaskan, selain berpotensi ekspor, industri tekstil juga merupa sektor padat karya. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), di wilayah Jawa saja, sentra industri batik mencapai 101 unit dengan 3.782 unit usaha yang menyerap 15.055 orang tenaga kerja. Sementara tenun diproduksi di 368 sentra dengan 14.618 unit usaha dan mempekerjakan 57.972 orang tenaga kerja.

Airlangga menambahkan, industri tersebut merupakan perpaduan revolusi industri kedua yang masih menggunakan canting, alat tenun bukan mesin yang dipadukan dengan pasar generasi digital. Oleh karena itu dia menilai, pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi industri di sektor tersebut.

Airlangga menjelaskan, guna mendorong produktivitas ekspornya, pihaknya meminta kepada para perajin serta pengusaha tenun dan batik untuk terus melakukan inovasi, khususnya dalam hal bahan baku. Penggunaan material baru, kata dia, dapat membuat segu desain dan kenyamanan produk tenun dan batik yang dihasilkan semakin meningkat.

“Pemerintah juga memfasilitasi berbagai promosi dengan menggelar pameran secara konsisten, seperti pameran Adiwastra Nusantara ke-12 di tahun ini, tema yang diangkat pun cukup menarik yaitu Wastra Adati Generasi Digital,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement