Selasa 19 Mar 2019 10:41 WIB

Bank Mandiri akan Bergeser ke Kredit Sektor Ritel

Pertumbuhan kredit Bank Mandiri tahun lalu mencapai 12,4 persen

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Layanan Kredit Motor Mandiri. Dirut Bank Mandiri Kartiko Wirjo Atmojo menyampaikan sambutan saat peluncuran program Mandiri Kredit Motor di Jakarta, Senin (18/3/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Layanan Kredit Motor Mandiri. Dirut Bank Mandiri Kartiko Wirjo Atmojo menyampaikan sambutan saat peluncuran program Mandiri Kredit Motor di Jakarta, Senin (18/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan memfokuskan penyaluran kredit ke sektor ritel. Hal ini didukung potensi pertumbuhan kredit ritel berasal dari nasabah payroll perseroan mencapai 3,2 juta nasabah.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya memiliki sektor kredit ritel meliputi produk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), kredit berbasis payroll, kredit mobil dan Small Medium Enterprise (SME).

Baca Juga

“Pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga akan lebih bergeser, kalau tadinya lebih banyak didorong sektor korporasi, sekarang kita ingin didorong oleh sektor ritel,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/3).

Perseroan menargetkan dalam waktu satu sampai dua tahun pertumbuhan kredit berbasis payroll mencapai 5 juta rekening. Kartika menyakini pertumbuhan kredit Bank Mandiri tahun lalu yang mencapai 12,4 persen dengan pertumbuhan laba sebesar 7 persen di level Rp 25 triliun akan mampu mendorong pencapaian penyaluran kredit pada tahun ini.

Menurut dia, saat ini terlihat agresif untuk meningkatkan jumlah nasabah payroll atau nasabah yang penyaluran gajinya melalui Bank Mandiri akan mencadi pasar penyaluran kredit yang cukup besar. Ditambah kredit motor yang ada pada anak usaha Bank Mandiri, yakni Mandiri Utama Financial (MUF) dan Mandiri Tunas Finance(MTF) menjadi pelengkap yang diyakini dapat meningkatkan pelayanan ke nasabah.

“Sebagian payroll ada di payroll-payroll mass ritel. Itu kesempatan cross selling dengan anak perusahaan (MTF, red) untuk menjual kredit pembiayaan motor melalui cabang-cabang Bank Mandiri," ungkapnya.

Setidaknya, ada lima segmen yang akan menjadi fokus Bank Mandiri guna mendorong pertumbuhan dari sektor ritel, yakni pembiayaan mobil dan motor baru, motor dan mobil bekas serta kredit multiguna. Kartika juga menjelaskan, nantinya produk kredit ritel akan didorong kredit pembiayaan mobil dan UMKM.

Selain itu, Bank Mandiri juga tengah mencoba peruntungan dengan berupaya meningkatkan kredit pembiayaan motor yang porsinya saat ini masih jauh lebih kecil dibandingan dengan kredit pembiayaan mobil.

"Kredit motor masih kecil kita harapkan tahun ini pertama target 50 ribu jadi belum begitu banyak kita harapkan bisa kita cairkan mealui ini. Tapi dari total market share itu mudah-mudahan 2-3 tahun lagi bisa kita kombinasikan dengan mobil juga," jelasnya.

Tahun lalu kredit konsumer secara total tumbuh 20 persen. Kredit konsumer paling tinggi ada di kredit payroll sebesar 30 persen.

Sementara, kredit motor dan mobil tumbuh 18 persen hingga 20 persen. Diharapkan pembiayaan kepemilikan motor dan mobil akan tumbuh di atas 20 persen tahun ini.

Kendati demikian, KPR tumbuh tidak sekencang kredit motor dan mobil. KPR hanya tumbuh sekitar 12 persen hingga 15 persen. Perseroan akan hati-hati untuk kredit rumah dengan plafon di atas Rp 10 miliar. Bank Mandiri fokus ke kredit primari khususnya kredit berplafon di bawah Rp 10 miliar.

Tahun ini juga Bank Mandiri akan melakukan pendanaan terhadap tiga anak usahanya, yakni MUF, MTF dan Bank Mantap. Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,4 persen pada tahun lalu dengan laba senilai Rp 25 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement