REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Perkebunan Nusantara V memasang target produksi lateks atau getah dari perkebunan karet di Provinsi Riau sebesar 15.000 ton pada 2019. Angka ini meningkat 297,29 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Sesuai rencana kerja dan anggaran perusahaan, target produksi lateks pada 2019 ini sebesar 15.045 ton," kata Humas PTPN V Riski Atriansyah, Senin (18/3).
Ia menjelaskan produksi lateks PTPN V mengalami penurunan sepanjang dua tahun terakhir. Pada 2018 lalu, produksi lateks hanya sebesar 3.787 ton. Angka itu tidak jauh berbeda dibanding tahun 2017 sebesar 3.878 ton. Sementara pada 2016, produksi lateks semnpat mencapai angka 11.441 ton. Angka pada tiga tahun sebelumnya justru lebih besar mencapai 14.327 ton.
Mengaca pada produksi pada tahun-tahun 2013 hingga 2016 tersebut, maka pemegang saham PTPN V sepakat untuk menargetkan produksi lateks sebesar 15 ribu ton. Guna mencapai angka itu, Riski menjelaskan PTPN V berupaya memaksimalkan hasil lateks yang saat ini luasa lahan mencapai 7.000 hektare lebih.
"Pada 2018 lalu, realisasi tanaman menghasilkan 5.007 hektare. Tahun ini ditargetkan sebesar 5.423 hektare," tuturnya.
PTPN V merupakan perusahaan milik negara dengan komoditas hasil pertanian utamanya tandan buah segar sawit dengan total luas areal 79.000 hektare lebih. Selain itu, PTPN V turut mengembangkan tanaman karet yang terus berupaya ditingkatkan dari sisi produktivitas.
PTPN V mencatat kinerja positif sepanjang 2018 lalu dengan berhasil mencatat pendapatan kotor sebesar Rp 1,04 triliun. Pendapatan ini ditopang dari sektor perkebunan sawit dan sebagian diantaranya perkebunan karet.
Dari total laba kotor tersebut, perusahaan plat merah itu berhasil mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp 240 miliar. "Laba setelah pajak Rp 240,21 miliar dari target tahun 2018 sebesar Rp 201,7 miliar," kata Riski.
Dengan catatan positif itu, PTPN V pada 2019 ini selanjutnya menargetkan pendapatan kotor sebesar Rp 1,5 triliun atau 44,11 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Target itu tertuang dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2019. Selain menetapkan target laba kotor lebih tinggi, perusahaan juga menetapkan target laba sebelum pajak pada 2019 ini sebesar Rp 445,3 miliar atau 38,82 persen lebih tinggi dari tahun lalu.