Rabu 06 Mar 2019 17:46 WIB

Akankah Gojek Miliki Layanan Jarak Jauh?

Gojek mengaku sudah hadir di 178 kabupaten/kota di Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Aplikasi Gojek kini memiliki berbagai layanan yang membantu kehidupan sehari-hari.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Aplikasi Gojek kini memiliki berbagai layanan yang membantu kehidupan sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan bisnis transportasi online atau daring saat ini semakin ketat. Untuk bersaing dalam induatri tersebut, saat ini Grab Indonesia sudah memiliki layanan Grab Rent yang dapat memberikan layanan kepada penggunanya untuk beberapa jam dalam sekali pakai hingga ke luar kota dengan cakupan Jabodetabek.

Selain itu, saat ini Blue Bird sebagai transportasi konvensional juga berupaya untuk bersaing di tengah pesatnya perkembangan transportasi daring. Blue Bird saat ini sudah mengakuisisi Cititrans yang berarti sudah dapat melayani transportasi jarak jauh. 

Baca Juga

Saat ini, tinggal Gojek yang nantinya apakah juga akan bersaing dalam layanan transportasi jarak jauh atau tidak. Saat ditanyakan tanggapannya mengenai ekspansi layanan transportasi jarak jauh, sayangnya Gojek belum mau memberikan tanggapan lebih banyak. 

"Nanti fiturnya (jika ada layanan transportasi jarak jauh) kalau diluncurkan kita undang lagi ya (untuk konferensi pers," kata Senior Manager Corporate Affairs Gojek Alvita Chen di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (6/3). 

 

Hanya saja, Alvita memastikan saat ini Gojek sudah hadir di 178 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Bahkan selain kota-kota tersebut, dia memastikan Gojek sudah memberikan layanannya di Sumatra dan Papua. 

Meskipun saat ini belum memberikan layanan jarak jauh, namun Gojek sudah mengupayakan pelayanannya di 178 kota dan kabupaten. "Yang bida kami sampaikan inovasi dengan sistem atau program mendukung kesejahteraan dan membuat ekosistem yang baik," ungkap Alvita. 

Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, melihat ekspansi yang dilakukan Blue Bird sebagai salah satu strategi perusahaan untuk melakukan efisiensi dan perubahan bisnis model. Dari bisnis taksi konvensional, kata Bhima, perusahaan mengeluarkan biaya operasional khusus untuk armadanya dan membuat Blue Bird sulit bersaing dengan taksi daring. 

"Jadi harus switch ke shuttle jarak jauh. Adanya tol Trans Jawa juga membantu arus transportasi darat jarak jauh," kata Bhima saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/3). 

Terlebih saat ini, menurut Bhima salah satu aplikasi transportasi daring yakni Grab juga sudah merambah persewaan mobil keluar kota layaknya shuttle. Apabila kurang cermat, menurut Bhima, ekspansi bisnis Blue Bird ke shuttle pun cukup berisiko terdisrupsi dengan persewaan mobil daring tersebut. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement