Rabu 06 Mar 2019 09:20 WIB

Pelni: Bagasi Gratis 50 Kg Tingkatkan Jumlah Penumpang Kapal

Jumlah penumpang kapal Pelni diprediksi terus tumbuh.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
Penumpang turun dari kapal Pelni Labobar asal Balikpapan, Kalimantan Timur, di Terminal Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/6).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Penumpang turun dari kapal Pelni Labobar asal Balikpapan, Kalimantan Timur, di Terminal Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Harian Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahyo Kuncoro mengatakan kebijakan bagasi gratis hingga 50 kilogram berdampak pada peningkatan penumpang.

Dia mengatakan penumpang kapal Pelni naik dari 343.965 pelanggan pada Januari 2018 menjadi 414.649 pelanggan. "Angka ini mengalami kenaikan 21 persen pada Januari 2019. Total dari Januari hingga Februari 2019 naik dari 515.208 menjadi 658.094 pelanggan, atau naik rata-rata 28 persen," kata Yahyo, Rabu (6/3).

Baca Juga

Yahya memprediksi kenaikan jumlah pelanggan akan terus tumbuh seiring peningkatan  pelayanan yang semakin membaik di cabang maupun di kapal. Menurutnya, kemudahan memperoleh tiket yang bisa diakses dengan handphone, cara pembayaran dengan kartu debet, dan kebijakan bagasi gratis hingga 50 kilogram untuk setiap penumpang di semua rute memberikan kontribusi dalam meningkatnya pengguna jasa kapal Pelni.

Dari data penjualan, kata dia, kenaikan pelanggan terjadi pada rute Jakarta-Belawan, Jakarta-Makasar, Surabaya-Makasar, dan Jakarta-Ambon untuk rute jarak jauh. Sedangkan pada rute jarak pendek terjadi kenaikan pada ruas Makasar-Baubau, Makasar-Ambon, Batam-Belawan, dan Ambon-Bandaneira. ”Kenaikan terjadi setiap pemberangkatan kapal," tutur Yahya. 

Yahya menilai, meningkatnya pelanggan Pelni dalam dua bulan terakhir menunjukkan perusahaan transportasi laut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan trayek nusantara masih dibutuhkan masyarakat. Dia mengatakan transportasi laut masih menjadi alternatif meskipun sudah ada akses via udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement