Senin 04 Mar 2019 17:20 WIB

Bank Diminta Lebih Kreatif Cari Dana Murah di Pasar

Ada beberapa strategi yang bisa ditempuh perbankan untuk menghimpin dana murah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang nasabah keluar dari sebuah bank swasta yang dijamin Lembaga Penjamin Simpan (LPS), di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Foto: Antara/Audy Alwi
Seorang nasabah keluar dari sebuah bank swasta yang dijamin Lembaga Penjamin Simpan (LPS), di Jakarta, Senin (18/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu pengetatan likuiditas sedang menerpa industri perbankan Indonesia. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menganjurkan bank untuk lebih kreatif mencari pendanaan dari masyarakat.

Menurut Bhima, penarikan dana simpanan salah satunya bisa dilakukan melalui fintech. "Ada bank yang punya fintech bisa menarik dana simpanan dari masyarakat sehingga banyak anak milenial yg mulai nabung. Bank juga bisa bekerjasama dengan perusahaan fintech," ujar Bhima saat dihubungi Republika, Senin (4/3).

Baca Juga

Selain itu, menurut Bhima, ada beberapa strategi yang dapat ditempuh apabila penghimpunan dana dari masyarakat belum maksimal. Bank bisa menerbitkan surat hutang atau obligasi.

Bima mengungkapkan dalam setehun terakhir obligasi sering dijadikan sebagai alternatif sehinga pertumbuhannya pun  cukup tinggi. Tidak hanya obligasi, penerbitan Penawaran Saham Perdana atau IPO juga sering menjadi pilihan sejumlah bank untuk menambah likuiditas.

Penerbitan IPO dinilai lebih menguntungkan karena bunganya lebih kecil dari obligasi. Menurut Bhima, bunga obligasi bisa lebih dari 8 persen.

"Kita lihat di pasar modal walaupun rupiah fluktuatif tapi pasar modal dari awal tahun menunjukkan tren kenaikan. Jadi untuk cari pendanaan di pasar modal juga bisa menjadi opsi," terang Bhima.

Bhima menyarankan, bank BUKU I dan BUKU II, sebaiknya melakukan pengetatan pertumbuhan kredit untuk menjaga likuiditas. Kedua kategori bank ini bisa juga memanfaatkan fasilitas BI dengan bunga yang relatif terjangkau.

Sementara bank BUKU 3 dan BUKU 4, menurut Bhima kondisi likuiditas masih cukup longgar sehingga alternatif mencari pendanaan dengan obligasi atau menerbitkan saham masih memungkinkan.

Meski demikian, Bhima melihat, tren pertumbuhan kredit secara keseluruhan akan menurun untuk memberi ruang pada likuiditas. Bank akan lebih selektif menyalurkan kredit terutama ke sektor-sektor yang berisiko tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement