Ahad 03 Mar 2019 23:53 WIB

Menteri ESDM Resmikan Proyek Listrik di Sorolangun

Proyek listrik yang diresmikan terdiri dari beberapa Gardu Induk 150 kV

Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan keterangan pers capaian kinerja Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan keterangan pers capaian kinerja Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (4/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOROLANGUN -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, meresmikan proyek infrastruktur listrik baru dan sumur bor air tanah di Kabupaten Sorolangun, Jambi. Infrastruktur kelistrikan yang diresmikan terdiri dari Gardu Induk 150 kV Sarolangun, Transmisi 150 kV Muara Bulian-Sarolangun, Gardu Induk 150 kV Sungai Penuh dan Transmisi 150 kV Bangko-Merangin-Sungai Penuh.

Sedangkan sumur bor air tanah yang diresmikan berada di 6 kabupaten yaitu Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Bungo, dan Merangin. Dalam sambutannya Menteri Jonan mengatakan bahwa sekarang listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, sehingga semua daerah harus bisa menikmati listrik tanpa terkecuali.

Baca Juga

"Jadi 4 infrastruktur yang kita resmikan itu merupakan bagian dari sistem kelistrikan trans Sumatera. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini jaringan listrik trans Sumatera akan selesai. Jadi listrik yang bisa dinikmati semua wilayah di Sumatera akan sama, baik di Sumsel, Lampung, Jambi akan sama," kata Menteri Jonan, Ahad (3/3).

Jonan menambahkan bahwa rasio elektrifikasi nasional akhir tahun lalu sebesar 98,3 persen, dan tahun 2019 ditargetnya mencapai 99,9 persen. "Tentunya di provinsi Jambi juga bisa mencapai itu," tambahnya.

Dalam menyediakan tarif listrik, Pemerintah tidak hanya mempertimbangkan suplai listrik saja tetapi harganya harus terjangkau.

"Pemerintah memperhatikan daya beli masyarakat.  Yang penting adalah listriknya ada dan tarifnya terjangkau. Makanya sampai hari ini Pemerintah tidak mempertimbangkan kenaikan tarif listrik. Bahkan mulai bulan ini pelanggan PLN 900 VA tarifnya dikurangi dari Rp 1.352 per kWh menjadi Rp 1.300 kWh," tambah Jonan.

Pada kesempatan tersebut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan bahwa rasio elektfikasi Provinsi Jambi telah mencapai angka 98,09 persen atau hampir mendekati rasio elektrifkasi nasional sebesar 98,3 persen.

"Sedangkan rasio elektrifikasi di Kabupaten Sarolangun sebesar 92,66 persen , Batanghari 84,63 persen, Muaro Jambi 92,76 persen, Bungo 93,09 persen, Tebo 81,82 persen, Merangin 93,95 persen, Kerinci 89,17 persen, dan Kota Sungai Penuh 89,93 persen," ungkap Rida.

Dengan beroperasinya gardu induk dan jaringan transmisi tersebut akan mengoptimalkan pasokan listrik di berbagai kabupaten di Jambi termasuk menggantikan suplai listrik dari pembangkit berbahan bakar diesel. Sehingga terdapat potensi penghematan di wilayah Sarolangun sebesar Rp 9,2 miliar per tahun sedangkan wilayah Bangko-Merangin-Sungai Penuh sebesar Rp 28 miliar per bulan. Selain itu juga terdapat potensi tambahan penjualan listrik PLN di wilayah Soralangun sekitar Rp 53 miliar per tahun

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement