REPUBLIKA.CO.ID, BATUBARA -- Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, melakukan peninjauan operasional Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Sabtu (2/3). Dalam kesempatan tersebut, Menko Luhut berharap agar pelabuhan yang segera diresmikan Presiden Joko Widodo itu dapat berguna untuk menekan biaya logistik.
“Operasional pelabuhan ini diharapkan mampu menekan biaya logistik sehingga tercipta efisiensi. Dengan penurunan biaya logistik, nantinya bisa berdampak pada penurunan harga barang sekitar 35-55 persen,” kata Luhut dalam siaran pers, Ahad (3/3).
Ia mengatakan, Pelabuhan Kuala Tanjung atau yang disebut Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) memiliki kedalaman mencapai 16-17 meter low water spring (LWS) yang bisa disandari kapal-kapal besar. KTMT juga telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi.
Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, KTMT akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 ton dan mampu mengelola kontainer dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
KTMT berkapasitas 600 ribu TEUs ini juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 meter, trestle sepanjang 2,8 kilometer untuk empat jalur truk selebar 18,5 meter serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inci.
Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain tiga unit Ship to Shore (STS) Crane, delapan unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan dua unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair. Pada tahap awal, KTMT yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan antara Pelindo I, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya itu pun diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya.
Sebagai informasi, pada 27 Desember 2018, Pelabuhan Kuala Tanjuung telah melakukan ekspor perdana sebanyak 205 TEus menggunakan Kapal Wan Hai 505. Selanjutnya, pada 14 Februari 2019, pelabuhan itu juga melakukan kegiatan pengapalan ekspor yang membawa muatan 261 TEUs menggunakan Kapal Wan Hai 507.