REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukuk Ritel seri SR-011 dinilai masih lebih menguntungkan dibandingkan instrumen setaraf lainnya. Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Wahyu Trenggono menyampaikan seharusnya SR-011 akan lebih menarik di mata investor.
Imbal hasil merupakan komponen paling berperan dalam penjualan insturmen investasi, termasuk SBN. Laris tidaknya suatu produk investasi tergantung dari besaran tingkat return dari instrumen investasi tersebut dibandingkan return investasi lain.
Imbal Hasil SR-011 mungkin turun dibanding sebelumnya, tapi dibanding imbal hasil dari instrumen investasi lain bisa jadi tetap lebih tinggi. Karena imbal hasil dari investasi lain juga turun dibandingkan periode sebelumnya.
Investor ritel jika ingin mendapatkan pilihan imbal hasil yang aman selain Surat Berharga Negara (SBN) bisa menyalurkan ke deposito di perbankan. Namun, imbal hasilnya hanya tujuh persen saja.
"Sehingga imbal hasil 8,05 persen masih sangat menarik," kata dia pada Republika.co.id, Ahad (3/3).
Belum lagi, imbal hasil deposito masih akan terkena pajak sebesar 20 persen. Sementara pajak imbal hasil sukuk ritel lebih kecil yakni 15 persen. Sehingga, Wahyu menilai seharusnya investor lebih memilih SR-011.
"Dengan demikian, target pemerintah (sebesar Rp 10 triliun) akan dapat terpenuhi," katanya.
Selain itu, berdasarkan historikal di dua Pemilu sebelumnya, ada kecenderungan imbal hasil instrumen investasi akan turun hingga akhir tahun. Sebelumnya pada Februari, Sukuk Tabungan seri ST-003 memiliki imbal hasil 8,15 persen dan SR-011 turun 10 basis poin.