Jumat 01 Mar 2019 10:05 WIB

Kuartal III, BCA Kerja Sama dengan Wepay dan Alipay

Sementara ini, layanan baru ini hanya bisa diakses di Bali dan Batam.

Rep: Novita Intan Sari/ Red: Friska Yolanda
Presdir PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja
Foto: Audy Alwi/Antara
Presdir PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tengah mematangkan rencana kerja sama dengan WeChat Pay dan Alipay. Adapun tujuan kerja sama ini memudahkan turis dari Cina yang berkunjung ke Indonesia untuk belanja di sejumlah merchant.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan mulai memproses transaksi dari aplikasi tersebut pada kuartal III 2018. “Wechat Pay dan Alipay sudah lama minta supaya masuk di platform merchant. Mudah-mudahan kuartal II atau III tahun ini bisa dijalankan, tergantung kesempatan teknikal dan merchant,” ujarnya di Jakarta, Jumat (1/3). 

Baca Juga

Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan teknis seperti persiapan EDC dan mengedukasi kasir-kasir di beberapa kota. Sementara ini, layanan baru ini hanya bisa diakses di Bali dan Batam. 

“Kami sedang kita siapkan teknisnya. Layanan belum bisa di level nasional karena banyak detail yang tidak mudah untuk dilakukan,” ucapnya. 

Jahja menjelaskan sistem pembayaran Wechat Pay dan Alipay memiliki dua sisi yakni issuing and acquiring. Ia melihat sebagai dompet digital ini membutuhkan Bank Indonesia sebagai acquiring yang berperan menarik biaya yang sudah ditentukan. 

“Kami sedang menunggu izin yang dikeluarkan dari Bank Indonesia karena kerja sama ini mendatangkan devisa. Tapi saya belum tahu sampai mana prosesnya,” ungkapnya. 

Sedangkan untuk issuing berperan memberikan izin pembayaran. Diharapkan dapat bersaing dengan sistem pembayaran di dalam negeri. 

Dengan kerja sama tersebut, kata Jahja, BCA akan melakukan bagi hasil dengan e-wallet asal Tiongkok tersebut. Tahun ini BCA menargetkan adanya kenaikan 10 persen pada fee based income

"Kita akan sharing fee based dan ini harus jadi sumber fee based income kita," katanya. 

Jahja juga menjelaskan, bagi turis Cina yang tidak membawa kartu Visa atau kartu kredit saat berkunjung ke Indonesia bisa melakukan transaksi hanya dengan membuka gadget mereka. "Mereka bisa dengan gadgetnya WeChat pay atau Alipay bisa transaksi di merchant kita. Dulu kan pernah diberhentikan karena gelap tanpa izin, sekarang ada izin," imbuhnya. 

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mendorong bank nasional untuk bekerja sama dengan WeChat dan AliPay. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi para wisatawan mancanegara (wisman) dalam bertransaksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement