Kamis 28 Feb 2019 06:52 WIB

Pemilu, Industri Air Kemasan Diproyeksi Tumbuh Positif

Pertumbuhan industri minuman hingga September 2018 mencapai 10,19 persen.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Industri minuman (ilustrasi)
Foto: dok. Humas PJT II Jatiluhur
Industri minuman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut momentum pemilihan umum (Pemilu) 2019, industri air minum dalam kemasan (AMDK) diproyeksi mampu mencapai pertumbuhan positif. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan, kelompok industri AMDK memiliki market share mencapai 85 persen. 

“Kalau acara kumpul-kumpul seperti kampanye, pasti butuh AMDK,” kata Rochim dalam keterangan pers, Rabu (27/2). 

Baca Juga

Jumlah industri AMDK, kata Rochim, lebih dari 500 perusahaan yang mana 90 persennya merupakan industri kecil dan menengah (IKM). Berdasarkan data Kemenperin, pertumbuhan industri minuman pada Januari hingga September 2018 menembus angka 10,19 persen.

Oleh karena itu dia optimstis, pertumbuhan industri AMDK dengan memanfaatkan momentum pemilu akan bertambah double digit. Hal itu juga didukung seiring penambahan modal yang terus mengalir dari beberapa produsen. Ke depan, katanya, produk AMDK dari industri diharapkan mampu berkompetisi di pasar internasional. 

“Produk ekspor air mineral mencapai 101,950 ton dengan nilai valuasi mencapai 16,78 juta dollar AS,” katanya. 

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian nomor 78 tahun 2016 tentang pemberlakuan standar nasional Indonesia (SNI) air mineral, air demineral, air mineral alami, dan air minum embun, produk AMDK wajib memiliki standar mutu dan keamanan pangan. Rochim memastikan, produk AMDK yang beredar di pasaran telah mengantongi standar wajib berlaku. 

“Pengawasan SNI juga kami lakukan secara berkala mulai dari air baku, proses produksi, sampai ke tahapan air seperti pengemasan produk,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement