Selasa 26 Feb 2019 06:10 WIB

KKP Dorong Milenial Bikin Inovasi Usaha Perikanan

Milenial harus menjadi inisiator dalam inovasi teknologi di sektor kelautan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
 Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB mengolah rumput laut dan ampas teh menjadi masker (Masrutam) di Rumah Rumput Laut, Kavling Anggraini, Desa Cihideung Hilir, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB mengolah rumput laut dan ampas teh menjadi masker (Masrutam) di Rumah Rumput Laut, Kavling Anggraini, Desa Cihideung Hilir, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong para generasi muda untuk menciptakan inovasi-inovasi usaha di sektor kelautan dan perikanan. Tentu, inovasi yang diinginkan tersebut melalui pengembangan teknologi untuk mendukung revolusi industri keempat berbasis teknologi digital.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP, Sjarief Widjaja, mengatakan, sejauh ini BRSDM KKP sudah memiliki jejaring kerja sama dengan lembaga-lembaga penelitian kelautan dan perikanan yang terdapat di berbagai daerah. Termasuk lembaga riset yang berada di perguruan tinggi.

Terbentuknya jejaring itu, kata Sjarief, sebagai jalan untuk menularkan berbagai hasil riset yang dilakukan oleh KKP lewat BRSDM. Namun, inovasi tak hanya sekadar memanfaatkan hasil riset BRSDM. Para mahasiswa jurusan kelautan dan perikanan yang harus melanjutkan pengembangan teknologi tersebut.

“Pada tahun terakhir, mereka diajarkan teknologi-teknologi baru itu. Maka dari itu saya sudah bilang agar saat tugas akhir mereka ditantang untuk membuat ide-ide baru. Jadi, begitu wisuda mereka dapat ijazah dan kontrak kredit. Itu harapan saya,” kata Sjarief saat ditemui di Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta Selatan, Senin (25/2).

Sjarief menegaskan, generasi milenial harus menjadi inisiator dalam inovasi teknologi di sektor kelautan dan perikanan. Sebab, jika pemerintah yang berjalan sendiri dan langsung ke masyarakat, tidak dipungkiri akan timbul keraguan dari para pelaku usaha yang sudah lebih dulu melakoni profesi itu.

“Tapi, kalau anak-anak sebagai inisiator bisnis, kemudian tetangga dan sekitarnya melihat. Akan jadi komunitas dengan teknologi baru tidak?” ucapnya.

Menurut dia, menciptakan inovasi teknolgi sektor kelautan dan perikanan serupa membentuk inti dan plasma. Generasi muda didorong menjadi inti, sedangkan masyarakat di sekitarnya menjadi plasma. Sementara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bertindak sebagai pembeli produk-produknya.

Karena itu, Sjarief mengatakan BRSDM KKP juga akan bekerja sama dengan Polteknik Kelautan dan Perikanan agar keinginan mewujudkan inovasi itu bisa direalisasikan. Sebagai dukungan, KKP sejak tahun 2017 silam telah meluncurkan kredit bantuan usaha yang dikelola langsung oleh Lembaga Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).

Total dana yang telah disediakan sejak tahun 2017 hingga 2018 mencapai sekitar Rp 1,35 triliun. Namun, hingga bulan kedua tahun 2019 baru sekitar Rp 400 miliar yang tersalurkan. Kredit itu diberikan agar hasil-hasil riset BRSDM KKP yang ditularkan ke berbagai lembaga riset dapat diimplementasikan menjadi sebuah bisnis.

“Kenapa belum semua tersalurkan karena kita harus mencari orang-orang yang serius dan sesuai dengan kriterua perbankan,” kata Sjarief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement