Kamis 21 Feb 2019 16:10 WIB

Indonesia Eksportir Manggis Peringkat Lima di Dunia

Berdasarkan catatan BPS volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Mentan Andi Amran Sulaiman: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Kamis (21/2).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Mentan Andi Amran Sulaiman: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia merupakan eksportir manggis nomor lima di dunia. Hal ini disebabkan Indonesia memasok manggis cukup besar ke sejumlah negara di dunia.

"Indonesia merupakan negara eksportir manggis dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis,’’ ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada wartawan di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi Kamis (21/2). Pernyataan tersebut disampaikan disela-sela pelepasan ekspor buah manggis asal Sukabumi secara langsung ke Cina.

Baca Juga

photo
Mentan Andi Amran Sulaiman: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Kamis (21/2).

Ekspor manggis dari Sukabumi tersebut sebanyak 92 ton ke Cina dengan nilainya mencapai Rp 2,76 miliar. Amran menuturkan, negara dengan pengekspor manggis terbesar dunia adalah India, Cina, Kenya, Thailand, dan Indonesia. Ia mengatakan sekitar 25 persen produksi manggis Indonesia di ekspor ke beberapa negara seperti Cina, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, Belanda, dan lain sebagainya.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), ungkap Amran, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton. Jumlah ini naik sekitar 324 persen dibandingkan 2017 lalu yang hanya 9.167 ton.

Sedangkan nilai ekspor pada 2018 tersebut mencapai Rp 474 miliar. Sehingga mengalami kenaikan sebesar 778 persen dibandingkan 2017 yang hanya sebesar Rp 54 miliar.

Peningkatan ini, kata Amran, dinilai sangat besar. Sebabnya saat ini pemerintah membuat akses langsung pasar dari Indonesia ke China, Hongkong, dan berbagai negara tujuan lainnya. Sebelumnya pada waktu dahulu transit dulu ke Malaysia, baru ke negara tujuan eksopor.

Peningkatan ekspor ini, ungkap Amran, merupakan upaya peningkatan kesejahteraan petani. Sehingga petani akan lebih meningkat pendapatannya dibandingkan sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement