Rabu 20 Feb 2019 08:38 WIB

Dolar AS Melemah

Dolar AS terpukul sentimen ketegangan perdagangan global

Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS terus melemah pada akhir perdagangan Selasa (19/2) atau Rabu (20/2) pagi WIB. Pelemahan dolar AS dipicu sentimen pengambilan risiko tetap bersama investor dengan harapan bahwa ketegangan perdagangan global mungkin akan berkurang.

Dolar Australia, secara luas dilihat sebagai barometer mood risiko global, memperpanjang kenaikannya terhadap dolar AS. Penguatan dolar Australia karena Cina dan Amerika Serikat akan melakukan putaran baru konsultasi ekonomi dan perdagangan di Washington minggu ini.

Baca Juga

Sementara poundsterling Inggris juga terus beringsut lebih tinggi terhadap dolar AS pada Selasa (19/2). Para investor mencerna berita bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa May akan bertemu Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels pada Rabu waktu setemapt untuk memperjuangkan konsensus Brexit.

May akan memberikan proposal hukum baru kepada Uni Eropa untuk menyelesaikan masalah backstop Irlandia, sebuah rintangan utama bagi Brexit yang lancar, menurut Guardian.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1340 dolar AS dari 1,1312 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3067 dolar AS dari 1,2927 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7169 dolar AS dari 0,7130 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,65 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,58 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1.0007 franc Swiss dari 1,0041 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3212 dolar Kanada dari 1,3237 dolar Kanada.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement