REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan niaga elektronik (e-commerce) di Indonesia sangat pesat, mencapai 500 persen dalam empat tahun terakhir. Riset terbaru Google dan Temasek dalam laporan e-Conomy SEA 2018 menunjukkan ekonomi digital Indonesia mencapai sekitar Rp 391 triliyun. Angka itu sekaligus menjadikan Indonesia berperingkat pertama di Asia Tenggara dengan kontribusi 49 persen.
Namun di satu sisi, produk-produk asal Indonesia yang dijual di niaga elektronik masih di bawah 10 persen. Menurut Ketua Indonesia e-commerce Association (idEA), Ignatius Untung, inilah yang perlu terus digenjot.
Beberapa hambatan yang terjadi, seperti isu kepercayaan kustomer, mutu produk terhadap penjualan elektronik. Lalu, kekurangan daring adalah memang tidak adanya pelibatan indra pencium, peraba maupun kustomer tidak bisa melihat produk yang hendak dibeli secara langsung.
"Ada kasus ditipu lewat online, tapi kalau konsumen sadar punya literasi baik, akan lebih mengerti peluang tertipu. Kepercayaan yang hancur perlu kita obati. Lalu ada misalnya produk asli beda dengan gambar, tidak ada mutu pada produk juga jadi masalah," ujar Ignatius Untung.
Untuk itu, idEA mencoba menghadirkan pameran pasar idEA 2019 untuk pertama kalinya dan diklaim menjadi pameran niaga eletronik terbesar di Tanah Air. Kurang lebih 250 niaga elektronik yang bergabung, namun mencapai 400-an jika dihitung dengan merchant yang skala nya kecil. Tujuannya, agar kustomer bisa lebih mengenal penjual niaga elektronik yang selama ini tentunya hanya bertransaksi lewat perangkat elektronik.
Bekerjasama dengan Traya Indonesia, Ignatius mengklaim ini bukan sekadar pameran dagang, melainkan bermotif membahagiakan pengunjung. Dengan bahagia, pengunjung otomatis rela mengeluarkan kocek agar bisa menenteng sesuatu untuk dibawa pulang.
Pameran ingin menghadirkan lingkungan yang nyaman, sehingga orang yang tidak niat berbelanja pun bisa memanfaatkan acara untuk sekadar hang out akhir pekan, jalan-jalan. Karena tingkatan tertinggi, menurutnya, bukan hanya membeli, belanja melainkan pelesir.
Selain ada pasar dandan (fashion, aksesoris), ada juga pasar gawai elektronik, pasar kuliner, hobi, travel, pasar seken melibatkan beberapa UKM. Kemudian acara pendukung, seperti cosplay, penampilan musik dari beberapa musisi terkenal selama empat hari, komunitas, stand up comedy, hingga esport, kompetisi yang saat ini sedang didukung pemerintah menjadi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.
Pengunjung juga lebih nyaman dengan tempat bersantai, spot iinstagramable maupun area edukasi agar membuat kepercayaan mereka semakin tinggi terhada pelaku niaga elektronik. Pameran digelar empat hari, 15-18 Agustus 2019 di Jakarta Convention Center (JCC).