Ahad 17 Feb 2019 17:13 WIB

Data Produksi dan Stok Pangan Jadi Tantangan Dua Capres

Tata kelola pangan tidak akan bisa tercapai tanpa adanya data pangan yang akurat.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Stok Pangan  (Ilustrasi)
Foto: Al IRAQI
Stok Pangan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pekerjaan rumah para calon presiden di sektor pangan adalah perbaikan data pangan. Data menjadi kunci penting dalam mencapai ketahanan pangan nasional.

Pengamat ekonomi dari CORE Indonesia, Moh Faisal menjelaskan persoalan ekspor impor yang selama ini jadi perdebatan adalah karena tidak adanya data pangan yang akurat.

Baca Juga

Faisal menilai tata kelola pangan tidak akan bisa tercapai tanpa adanya data pangan yang akurat. Apalagi jika hendak mendorong harga pangan yang terjangkau.

"Perrmasalahan pendataan yang sampai saat sekarang carut marut nah jadi kenapa data itu berkaitanya dengan impor karena data yg tidak akurat menyebabkan kebijakan tidak tepat," ujar Faisal, Ahad (17/2).

Selain itu pendataan yang kurang akurat menyebabkan distribusi pencadangan dan tata kelola cadangan pangan menjadi bermasalah. Tak tepatnya data pangan membuat kebijakan ekspor impor menjadi bermasalah.

Kebijakan ekspor impor kerap tak tepat sehingga membuat impor pangan malah menjadi malapetaka. "Data yg tidak akurat menyebabkan kebijakan tidak tepat sementara kita pada saat bulan ini harus segera impor menjadi telat menjadi permasalahan lagi karena kalau dia terlambat mengimpor misalkan cadangan daalam negeri menjadi sangat tipis harga menjadi melambung nah begitu juga pada saat semestinya kita tidak mengimpor timing karena sudah dekat panen," ujar Faisal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement