Ahad 17 Feb 2019 16:44 WIB

Pengamat Energi: Visi Misi Energi Jangan Bombastis

Sektor migas yang jadi penyumbang defisit transaksi berjalan pun semestinya dibahas.

Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor energi menjadi bahan untuk Debat Capres pada hari ini, Ahad (17/2). Pengamat energi Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai kedua calon presiden harus menjabarkan secara rinci dan konkret terkait visi misi bidang ini.

"Visi jangan yang mengawang-awang dan tidak konkret," kata dia pada Republika, Ahad (17/2).

Menurutnya, sejak dulu visi energi itu selalu kampanye rencana. Contoh, akan ada diversifikasi, efisiensi, konservasi. Pri Agung menilai yang harus dikedepankan adalah visi misi yang realistis dan memang diperlukan untuk membuat sektor energi jadi lebih baik. "Jangan yang bombastis dan tidak mencerdaskan rakyat," katanya.

Bahan untuk debat capres pun bisa bermacam dan beragam. Mulai dari bagaimana menarik investasi di bidang energi, baik fosil mau pun terbarukan, baik upstream, midstream, downstream.

Selain itu, bagaimana merealisasikan pembangunan infrastruktur energi seperti listrik, kilang, jaringan gas, harga energi yang efisien, tidak politis atau populis. Realokasi subsidi energi tepat sasaran ke pengguna.

Banyak isu yang menurutnya bisa diangkat ke permukaan baik isu nasional atau internasional. "Jangan selalu politis dan nasionalisme sempit karena energi konteksnya adalah global," kata dia.

Ada lagi isu kebijakan dan regulasi yang memberi kejelasan dan kepastian. Bagaimana agar perizinan tidak birokratis sehingga memberi kemudahan iklim usaha.

Menurutnya, sektor migas yang jadi penyumbang defisit transaksi berjalan pun semestinya dibahas. Tentang bagaimana penyelesaian revisi Undang-Undang migas, investasi eksplorasi dan eor skala besar jadi kunci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement