Ahad 17 Feb 2019 15:39 WIB

Distan Sukabumi Optimistis Panen Raya Padi Maksimal

Panen raya diperkirakan akan mulai pada akhir Februari.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Seorang petani membajak sawah.(ilustrasi)
Foto: ANTARA
Seorang petani membajak sawah.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten Sukabumi optmistis hasil panen raya padi yang dimulai pada Februari 2019 ini akan maksimal. Sebab dari hasil pantauan pertumbuhan tanaman ini didukung oleh faktor cuaca yang mendukung.

"Panen raya diperkirakan akan mulai pada pekan ini atau akhir Februari 2019,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian (Distan) Sudrajat kepada wartawan Ahad (17/2). Diperkirakan panen raya akan berlangsung hingga Maret dan April 2019.

Baca Juga

Menurut Sudrajat, dari pantauan petugas di lapangan hasil panen musim taman ini akan maksimal dibandingkan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan dukungan faktor musim hujan. Sehingga sarana pengairan untuk areal persawahan cukup memadai.

Menurut Sudrajat, produksi padi di awal 2019 ini diharapkan bisa memenuhi target yang ditetapkan sebelumnya. Upaya ini untuk mengejar produksi padi pada 2019 ini bisa melebihi tahun sebelumnya. Sebelumya produksi padi di Kabupaten Sukabumi pada 2018 lalu mencapai sebanyak 919.127 ton per tahun.

Jumlah tersebut lanjut Sudrajat mampu memenuhi kebutuhan padi lokal dan sebagian diantaranya dipasok ke daerah lain. Produki padi pada 2018 itu terdiri atas padi sawah maupun padi gogo. Rinciannya produksi padi sawah sebanyak 837.016 ton. Sementara produksi padi sawah 82.111 ton.

Sasaran tanam padi sawah di Sukabumi mencapai seluas 143.028 hektare dengan areal panen 144.642 hektare dan provitas 60,42 kuital per hektare. Sementara sasaran taman padi gogo mencapai 29.059 hektare dengan lahan panen 22.181 hekatre serta provitas 37,02 kuital per hektare.

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi H Sahlan menambahkan, ecara umum hasil panen kali ini diperkirakan cukup bagus. "Namun di beberapa tempat hasil panen tidak bisa maksimal dibandingkan biasanya,’’ cetus dia.

Sebabnya kata Sahlan, guyuran hujan di selatan Sukabumi tidak merata. Dalam artian ada wilayah yang terkena hujan dan sebagian lainnya tidak. Sehingga lahan pertanian yang sudah ditanami padi tidak bisa tumbuh secara maksimal karena ketiadaan sarana pengairan.

Hal ini dikarenakan sebagian besar lahan pertanian di selatan Sukabumi adalah sawah tadah hujan. "Diperkirakan ada 5-10 persen lahan pertanian yang tidak bisa maksimal penggarapannya,’’ imbuh Sahlan.

Sahlan mengungkapkan, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di selatan Sukabumi tidak terlalu berpengaruh pada hasil panen. Meskipun ada sebagian kecil yang sempat terancam serangan hama wereng.

Hama tersebut, ujar Sahlan, sebagian besar dapat diatasi petani dengan jurus masing-masing. Selain itu ada lahan yang terselamatkan karena bertepatan dengan waktu panen.

Sahlan menerangkan, pada musim panen kali ini produktivitas padi per hektarenya mencapai sekitar 6-7 ton per hektare. Untuk harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani yang diharapkan mencapai Rp 5.000 per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement