Jumat 15 Feb 2019 10:06 WIB

BEI Dorong Pemda Terbitkan Obligasi Daerah

Potensi daerah yang besar mustahil termanfaatkan dengan baik jika hanya andalkan APBD

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (15/2) dibuka bersama Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan.
Foto: Lida Puspaningtyas/REPUBLIKA
Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (15/2) dibuka bersama Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi. Sejumlah upaya dilakukan termasuk dengan road show ke sejumlah provinsi sambil mengenalkan instrumen pendanaan mandiri tersebut.

Direktur BEI, Inarno mengatakan hingga saat ini belum ada pemerintah daerah yang menerbitkan obligasi. Padahal sejumlah provinsi memiliki potensi besar, salah satunya adalah Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Kalsel ini daerah yang indah dan kaya akan potensi alam," kata Inarno dalam pembukaan perdagangan di BEI, Jumat (15/2) yang dibuka bersama Pemerintah Provinsi Kalsel.

Beragam sektor yang bisa digarap dan dikembangkan diantaranya pertanian, perkebunan, hasil perikanan, hingga tambang. Salah satu potensi besar yang sedang jadi fokus juga adalah pariwisata.

Inarno menyampaikan pengembangan potensi-potensi itu mustahil jika hanya mengandalkan APBD. Apalagi untuk bisa semakin maju butuh pembangunan infrasturktur berkelanjutan. 

"Untuk membangun daerah itu butuh biaya besar, salah satu yang bisa dilirik adalah obligasi daerah," kata dia. Pendanaan dari obligasi akan membuat pemda lebih mandiri dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan mengatakan pemdanya sudah tertarik untuk menjajaki peluang ini. BEI dan Kalsel akan melakukan pembicaraan, kerja sama, juga pendampingan untuk penerbitan obligasi daerah.

Rudy mengatakan untuk tahun ini pemda akan fokus mempelajari kemungkinan peluncuran dengan konsultasi dengan BEI. Diharapkan Kalsel bisa menjadi salah satu percontohan untuk daerah lain yang ingin menjajaki peluang yang sama. 

"Kami melihat ini kesempatan yang baik, apalagi obligasi daerah akan meningkatkan partisipasi masyarakat," kata Rudy. Ini dinilai bisa meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap aset daerah karena dibangun dari dana mereka.

Ia menyampaikan Kalsel juga memiliki kantor Bursa Efek Daerah yang pertumbuhannya cukup pesat. Sejak dibangun pada 2010, total pencapaian transaksinya yakni Rp 39,93 triliun. 

Pembukaan perdagangan pada Jumat dibuka menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan tercatat naik 5,79 poin atau 0,09 persen ke level 6.425,81.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement