Kamis 14 Feb 2019 18:28 WIB

BNI Syariah Salurkan Pembiayaan Industri Halal Rp 1,85 T

Industri halal yang menjadi fokus pembiayaan pada 2019 adalah edukasi dan kesehatan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kanan duduk) menyaksikan para model yang sedang berpose membawa replika raksasa sejumlah produk dari BNI Syariah di sela acara pemaparan kinerja BNI Syariah Tahun 2018 di Kantor Pusat BNI Syariah Jakarta, Kamis  (14/2).
Foto: Darmawan / Republika
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo (kanan duduk) menyaksikan para model yang sedang berpose membawa replika raksasa sejumlah produk dari BNI Syariah di sela acara pemaparan kinerja BNI Syariah Tahun 2018 di Kantor Pusat BNI Syariah Jakarta, Kamis (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri halal mendapat perhatian khusus dari BNI Syariah dalam beberapa waktu belakangan. Sepanjang tahun 2018, anak perusahaan BNI ini telah menyalurkan pembiayaan ke sektor halal sebesar Rp 1,85 triliun naik dari Rp 1,2 triliun pada 2017.

Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan BNI Syariah menyelenggarakan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan ekosistem halal tahun lalu. Seperti Deureuham, Pelatihan Managemen Masjid, Benteng Hasanah di Batas Negeri, hingga pembentukan kelompok Jurnalis Ekonomi Syariah.

Deureuham atau Derap Ekrafpreneur Hasanah Mulia merupakan hasil kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis syariah. Program ini merupakan kompetisi untuk mendorong pelaku usaha startup di bidang ekonomi kreatif berbasis syariah dalam memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.

"BNI Syariah terus mencoba konsisten dengan maqosit syariah, fokus dengan ekosistem halal, dan pembiayaan pada proyek-proyek halal," kata dia dalam paparan kinerja di Kantor Pusat BNI Syariah, Tempo Pavilion I, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/2).

Direktur Bisnis Dhias Widhiyati mengatakan pembiayaan ke sektor halal mencakup sejumlah bidang. Seperti edukasi, kesehatan, makanan, fashion dan pariwisata. Tahun lalu, ekspansi pembiayaan halal mencapai Rp 630 miliar, lebih dari 50 persen dari capaian 2017.

Tahun ini diharapkan pertumbuhannya pun melebihi 2018. Dhias merinci, industri halal yang menjadi fokus pembiayaan pada 2019 adalah edukasi dan kesehatan. Potensi kedua sektor itu diproyeksikan sekitar Rp 290 triliun.

"Kami pilih kedua sektor itu karena bangsa yang pandai dan sehat akan membawa pada negara yang kuat dan maju," kata Dhias.

Meski dua sektor industri tersebut menjadi fokus, BNI Syariah tetap mengembangkan sektor lainnya seperti makanan. Jaminan produk halal telah menjadi kewajiban bagi bank syariah. Meski jumlahnya kurang signifikan berpengaruh pada bisnis.

Bank syariah memiliki tugas untuk membantu supaya pengusaha makanan halal bisa mendapat sertifikasi. Menurut Dhias, pertumbuhan sektor ini memang besar namun dari segi nominal masih tidak cukup signifikan.

Secara umum, pada 2019 BNI Syariah akan meningkatkan ekspansi pembiayaan kepada sektor komersial secara selektif pada nasabah dengan tingkat risiko rendah seperti BUMN. Namun, secara bankwide akan meningkatkan porsi pembiayaan pada segmen ritel (kecil dan menengah) dan sedikit menurunkan porsi segmen komersial.

"Pada 2019 kami menargetkan segmen komersial tumbuh di kisaran 20 persen, dengan penyaluran yang prudent, kami yakin rasio kredit macet segmen ini terjaga di bawah dua persen," katanya. NPF sektor kecil menegah pada 2018 tercatat 3,13 persen, sementara komersial 1,67 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement