Selasa 12 Feb 2019 11:57 WIB

BPJT: Tol Trans-Jawa Selatan untuk Seimbangkan Perekonomian

Investasi pembangunan ruas tol Trans-Jawa Selatan diperkirakan capai Rp 53,5 triliun

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menyempatkan diri untuk berfoto usai meresmikan pengoperasian tujuh ruas jalan tol Trans Jawa di Jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menyempatkan diri untuk berfoto usai meresmikan pengoperasian tujuh ruas jalan tol Trans Jawa di Jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencanangkan program pembanguan ruas tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sebagai Tol Trans Jawa di kawasan selatan Jawa. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menilai rencana pembangunan ruas tol ini demi menyeimbangkan perekonomian di Pulau Jawa.

"Kita tahu bahwa penopang utama perekonomian atau backbone Pulau Jawa di kawasan utara sudah penuh. Kita perlu keseimbangan dan di kawasan selatan Jawa terdapat jalan nasional, kenapa tidak yang selatan Jawa kita bangun pengembangan juga," ujar anggota BPJT Koentjahjo Pamboedi di Jakarta, Selasa (12/2).

Baca Juga

Koentjahjo menjelaskan bahwa kawasan selatan Pulau Jawa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur relatif kurang dalam perkembangan ekonominya. "Kebetulan kawasan selatan Jawa ini relatif mulai dari Jawa Barat, Tengah dan Timur agak kurang perkembangan ekonominya," kata dia.

Sebelumnya PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan mengerjakan program ruas jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 184 km, yang disebut sebagai Tol Trans Jawa selatan, dalam rangka untuk pengembangan wilayah selatan Puau Jawa.

Program ruas tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap akan dibagi menjadi dua tahap di mana tahap pertama biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp 30,2 triliun. Untuk totalnya, program tol ini dperkirakan bisa mencapai Rp 53,5 triliun hingga ke Cilacap.

Pengamat ekonomi Eko Listiyanto dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan medan pegunungan yang berat kemungkinan menjadi salah satu faktor yang membuat biaya pembangunan infrastruktur di jalur selatan Jawa Barat relatif mahal.

Namun pengamat tersebut menilai kendati pembangunan tol di jalur selatan Jawa Barat mahal, hal itu harus dilakukan demi mendorong perekonomian di wilayah tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement