Senin 11 Feb 2019 14:17 WIB

BKP Kembangkan Industri Pangan Berbasis Tepung Lokal

PIPL memproduksi tepung berbasis pangan lokal guna menyediakan bahan baku alternatif

Red: EH Ismail
Kelompok Tani di Konawe Sulawesi Tenggara sedang mengolah sagu sebagai bahan baku tepung sagu (Foto: Humas BKP)
Kelompok Tani di Konawe Sulawesi Tenggara sedang mengolah sagu sebagai bahan baku tepung sagu (Foto: Humas BKP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian terus memantapkan persiapan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) untuk dapat menyediakan tepung berbasis pangan lokal yang dibutuhkan industri pangan. Salah satu langkahnya dengan mengundang sejumlah pakar dari berbagai perguruan tinggi.

Menurut Kepala BKP Agung Hendriadi, kegiatan PIPL  diarahkan untuk memproduksi tepung berbasis pangan lokal guna menyediakan bahan baku alternatif bagi industri olahan pangan.

"Kami akan memproduksi tepung berbasis pangan lokal dengan kualitas yg baik untuk mendukung industri pangan dalam negeri," kata Agung dalam pertemuan pemantapan kegiatan PIPL di Bogor, Jumat, (8/2).

Agung menjelaskan, untuk mengembangkan kegiatan strategis ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi).  "Mereka siap menjadi off taker atau pembeli dari produk yang dihasilkan," ujar Agung.

Selain itu, Agung juga mengarahkan agar aspek bisnis dan kelembagaan dari kelompok yang akan melaksanakan PIPL harus diperkuat.

Untuk tahun ini, PIPL dilaksanakan di 10 provinsi yaitu Riau, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, NTT, Maluku, dan Papua, dengan tiga komoditas utama yang akan dikembangkan yaitu ubi kayu, jagung dan sagu sebagai bahan dasar tepung lokal.

Pemilihan lokasi berdasarkan potensi produksi dan ketersediaan bahan baku yang dapat dijadikan tepung, juga kesiapan kelompok

Kegiatan ini akan melibatkan kelompok usaha pangan yang sudah eksis, dengan memberikan bantuan berupa mesin dan peralatan pengolah tepung serta fasilitas pendukung lainnya, untuk dapat mengolah dan menyediakan bahan baku tepung lokal. Selain itu juga akan dilakukan pendampingan untuk pengembangan pemasaran dan dari aspek bisnisnya.

Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Tri Agustin, selaku Ketua Tim Pelaksana PIPL mengatakan, persiapan teknis akan terus dimatangkan hingga ke daerah.

"Mulai pekan depan Tim akan turun ke lapangan untuk melakukan verifikasi dan diharapkan akhir februari persiapan teknis dapat diselesaikan dengan baik," ujar Tri.

Para pakar di bidang pangan yang akan mendampingi kegiatan PIPL diantaranya Prof Achmad Suryana, Prof Sri Widowati, Prof Bilter Sirait, Prof. Posman Sibuea, Prof Nurpudji Taslim, Dr Drajat Martianto, serta Dr Damianus Adar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement