Senin 11 Feb 2019 10:58 WIB

Rupiah Melemah Seiring Defisit Neraca Pembayaran

Sepanjang 2018, hanya pada kuartal IV neraca pembayaran mengalami surplus.

Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (11/2) pagi bergerak melemah seiring defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2018 yang dirilis Jumat (8/2) sore lalu. Kurs rupiah pagi ini bergerak melemah 40 poin menjadi Rp 13.995 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 13.955 per dolar AS.

"NPI untuk tahun 2018 tercatat defisit sebesar 7,1 miliar dolar AS. Defisit NPI terjadi selama tiga triwulan berturut-turut. Namun, pada kuartal IV 2018, NPI mencatatkan surplus sebesar 5,4 miliar dolar AS," kata Ekonom Samuel Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin.

Surplus triwulan IV 2018 terjadi karena naiknya neraca modal dan finansial, terutama bersumber dari investasi portofolio yang sebesar 10,4 miliar dolar AS. Sementara, investasi langsung atau penanaman modal asing melambat. Surplus pada triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 15,6 miliar dolar AS bisa menutup defisit pada neraca transaksi berjalan yang tercatat defisit sebesar 9,1 miliar dolar AS pada triwulan IV-2018 atau minus 3,57 persen dari PDB.

Sementara itu, secara keseluruhan tahun 2018, defisit neraca transaksi berjalan tercatat sebesar 2,98 persen dari PDB, meningkat dibandingkan kinerja 2017 yang sebesar 1,6 persen dari PDB.

"Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp 13.960 per dolar AS sampai Rp 13.980 per dolar AS," ujar Lana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement