REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Logistik Indonesia tak hanya mengharapkan tarif Tol Trans Jawa untuk kendaraan besar diturunkan. Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan seharusnya beberapa ruas tol lain yang sering dilintasi truk logistik juga diturunkan.
“Ruas-ruas yang memang sebetulnya memang sudah lama dipakai (truk logistik), dikurangi dong,” kata Mahendra di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (6/2).
Dia menjelaskan beberapa ruas tol yang seharusnya tarifnya bisa diturunkan yaitu Jakarta-Cikampek. Mahendra menuturkan, tarif ruas tol tersebut seharusnya bisa diturunkan taerutama untuk kendaraan besar.
Ruas tol selanjutnya yang tarifnya harus diturunkan yaitu Tol Jagorawi. “Tol Jagorawai itu sudah dari tahun 78 atau 80-an ya. Turunin gitu loh sehingga kita nggak tertekan sebagai pengusaha truk logistik,” jelas Mahendra.
Belum lagi, kata dia, pengusaha truk juga masih harus menghadapi pungutan liar (pungli) yang juga menambaha biaya. Untuk itu, Mahendra juga mengharapkan pungli di jalan yang yang sering ditemui sopir juga dihilangkan.
Mahendra mengakui, pengiriman barang menggunakan Kapal Roro juga menjadi solusi namun dirinya belum yakin. “Terakhir kami usulkan kalau itu (tarif tol diturunkan) nggak bisa ya sudah lewat laut saja pakai Roro. Terus kalau pemerintah bilang kan sudah dibuatin jalan tol gimana ya? Siapa yang minta?” ungkap Mahendra.
Sebab, meski jalan tol dibuat untuk mempercepat namun menurut Mahendra hal tersebut tidak terjadi. Sebab dengan menggunakan jalan tol dibandingkan jalur darat hanya berbeda sekitar empat sampai enam jam untuk pengiriman ke Semarang atau Surabaya.
“(Menggunakan jalan tol) nggak pengaruh kecuali perbedaannya satu sampai dua hari baru pengaruh. Kalau nggak ya ngapain, lebih baik kita lewat Pantura saja. Pantura kosong sekarang,” ungkap Mahendra. Rahayu Subekti