Sabtu 02 Feb 2019 13:12 WIB

Lampu Tenaga Surya Diharapkan Dongkrak Ekonomi Belu

Ada 234 Kepala Keluarga yang menerima bantuan lampu tenaga surya.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Peresmian Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di desa Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/2).
Foto: Republika/Frederikus Bata
Peresmian Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di desa Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMAKNEN -- Bupati Belu, Willybrodus Lay, berharap para warga penerima bantuan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) meningkatkan kreativitas. Willy menilai kehadiran fasilitas penerangan sangat bermanfaat di sejumlah desa terpencil di daerahnya.

Pada Jumat (1/2) lalu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan pembagian LTSHE di Nusa Tenggara Timur (NTT). Khusus Belu, ada dua desa yang menerima bantuan ini yakni Desa Maudemu, kecamatan Lamaknen, dan Desa Rafar, Kecamatan Raimanuk. Ada 234 Kepala Keluarga yang menerima bantuan.

Secara simbolik acara ini digelar di Maudemo. "Semoga barang ini bermanfaat untuk ekonomi bapak mama sekalian. Juga untuk anak sekolah," ujar Willy saat diminta memberikan sambutan di seremoni peresmian.

photo
Peresmian Pendistribusian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di desa Maudemu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/2).

Menurutnya dengan adanya lampu, tentu bertambah kegiatan di malam hari. Para penenun misalnya, bisa melakukan hal itu sebelum beristirahat. Juga para pelajar, bisa memiliki waktu untuk membaca dan mengerjakan pekerjaan rumah.

"Saya mengusulkan banyak desa, tapi baru turun dua. Saya atas nama seluruh masyarakat (desa terdampak), mengucapkan terima kasih," ujar Willy.

Secara keseluruhan, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan telah selesai melaksanakan pendistribusian dan pemasangan LTSHE di Provinsi NTT, pada akhir 2018. Selain Belu, ada di Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU).

Totalnya sebanyak 4293 KK di 52 desa sebagai penerima bantuan. Peresmiannya baru dilakukan saat ini. Pada 2018, Kementerian ESDM menganggarkan Rp 595 miliar untuk 172.966 KK yang belum terlistrik di seluruh Indonesia. Itu terbagi dalam 15 paket lelang.

Untuk 2019, masih dalam tahap pelelangan. Pemerintah menargetkan 98.481 KK di daerah terpencil, mendapat LTSHE.

Ini merupakan program pemerintah sesuai Perpres nomor 47 tahun 2017 tentang penyediaan LTSHE bagi masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik. Idealnya untuk masyarakat di daerah perbatasan, terisolir, atau yang jauh dari jangkauan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Prinsip kerja LTSHE adalah energi dari matahari, ditangkap panel surya. Kemudian diubah menjadi kapasitor yang menjadi energi listrik. Energi listrik tersebut disimpan dalam baterai untuk menyalakan lampu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement