Kamis 31 Jan 2019 08:08 WIB

Gubernur Gorontalo: Program Kementan Turunkan Kemiskinan

Gorontalo berhasil mengekspor jagung hingga 113 ribu ton

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menghadiri acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang mengusung tema ‘Pembangunan SDM dan Sektor Pertanian di Gorontalo”, Rabu (30/1).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menghadiri acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang mengusung tema ‘Pembangunan SDM dan Sektor Pertanian di Gorontalo”, Rabu (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan, angka kemiskinan di provinsi Gorontalo berhasil diturunkan secara signifikan karena pemerintah menemukan solusi mujarab. Salah satunya berkat program Kementan melalui jagung yang meliputi bantuan bibit unggul dan pupuk turun tepat waktu serta adanya jaminan harga di tingkat petani.

Hal itu dikatakan Rusli saat menjadi narasumber dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang mengusung tema ‘Pembangunan SDM dan Sektor Pertanian di Gorontalo”, Rabu (30/1).

“Saat saya dilantik pada 2012, angka kemiskinan di Gorontalo ini masih 20 persen. Sampai akhirnya kami mendapat solusi, yakni dengan menggratiskan pendidikan, kesehatan kami gratiskan, kami melakukan pembangunan infrastruktur, dan menggagas ekonomi kerakyatan, termasuk di dalamnya pertanian dan peternakan,” kata Rusli.

Terkait sektor pertanian, Rusli mengakui, sebelumnya kondisi petani jagung kurang baik. Karena, sambung dia, seringkali benih kurang bagus atau pupuknya tidak ada. Upaya perbaikan dilakukan sehingga akhirnya Gorontalo berhasil mengekspor jagung hingga 113 ribu ton. Kini, pupuk dan bibit sudha tersedia dengan baik.

Hal lain yang juga dilakukan pemerintah terkait produk jagung adalah penetapan standar harga jagung, yang tidak boleh kurang dari Rp3.100. “Kebijakan Mentan itu muncul karena ada kondisi di mana ketika musim jagung panen, harga jagung turun, paling tinggi Rp 1500. Kemudian saya minta tolong ke Pak Menteri. Akhirnya Pak Menteri membuat standar harga hartga jagung tidak boleh di bawah Rp3.150 per kilogram. Ketika harga di bawah ini, Bulog harus turun membelinya dengan harga Rp 3.150 per kilogram. Inilah yang membuat petani sejahtera," ujarnya.

Berdasarkan survei pada September 2018, BPS setempat melansir adanya penurunan angka kemiskinan hingga 0,98 poin, yakni menjadi 15,83 persen atau 188,30 ribu jiwa. Padahal pada Maret 2018, angka kemiskinan masih tercatat di 16.81 persen atau sebanyak 198,51 ribu jiwa.

Penurunan jumlah penduduk miskin dalam kurun Maret 2018—September 2018 tercatat terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan. Namun dari angka yang diperoleh juga tampak bahwa penurunan kemiskinan di perkotaan jauh lebih banyak ketimbang di pedesaan.

Menurut Rusli, selain kinerja sektor pertanian, aksi nyata lainnya untuk menekan kemiskinan adalah dengan menggelar pasar murah. “Kita alokasikan anggaran untuk pasar murah. Ini sejalan dengan perintah Presiden agar negara hadir di tengah-tengah rakyat. Oleh karena itu, setiap hadir di tengah rakyat, kita ada oleh-oleh untuk rakyat yaitu adalah pasar murah. Akhirnya kemiskinan pun turun," tuturnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement