Rabu 30 Jan 2019 07:47 WIB

Dolar AS Rebound di Tengah Ketidakpastian Brexit

Para investor juga menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell

Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS berbalik menguat atau rebound pada akhir perdagangan Selasa (29/1) atau Rabu (30/1) pagi WIB. Penguatan dolar AS ini karena poundsterling Inggris memperpanjang kerugiannya terhadap mata uang greenback, setelah amandemen yang ditunggu-tunggu untuk menunda Brexit ditolak oleh parlemen Inggris pada Selasa (29/1) malam.

Para investor juga menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang dijadwalkan pada Rabu (30/1) waktu setempat. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa (29/1).

Pasar telah bertaruh tentang kemungkinan pelonggaran pengetatan moneter The Fed pada tahun ini, yang biasanya tidak menguntungkan bagi greenback di pasar valuta asing global.

Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah mendekati 1,1427 dolar AS dari 1,1427 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3100 dolar AS dari 1,3157 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7148 dolar AS dari 0,7165 dolar AS.

Dolar AS dibeli 109,27 yen Jepang, lebih rendah dari 109,35 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9950 franc Swiss dari 0,9916 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3283 dolar Kanada dari 1,3256 dolar Kanada.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement