Selasa 29 Jan 2019 18:03 WIB

Semen Gresik Kucurkan Rp 4,5 M untuk Jalan Lingkar Tireman

PT Semen Gresik bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Rembang dalam membangun jalan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Gita Amanda
 Seorang pekerja berada di tumpukan Semen Gresik di salah satu toko bangunan. (ilustrasi)
Foto: Antara/Eric Ireng
Seorang pekerja berada di tumpukan Semen Gresik di salah satu toko bangunan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Dukung akselerasi pembangunan di wilayah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, PT Semen Gresik dukung percepatan pembangunan jalan lingkar Tireman-Ngotet. Keberadaan infrastruktur jalan tersebut diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat di Kota Garam ini.

Kepala Unit Komunikasi dan CSR PT Semen Gresik, Kuswandi mengatakan, dalam pembangunan jalan lingkar ini, PT Semen Gresik bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang.

Jalan Lingkar Tireman-Ngotet berstatus jalan kabupaten. Tahun 2018, Pemkab Rembang selaku penanggung jawab sudah mengucurkan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pembangunan infrastruktur tersebut.

“Sedang Semen Gresik berkomitmen mendukung pembangunan tersebut dengan mengucurkan anggaran sekitar Rp 4,5 miliar,” ungkapnya, dalam keterangan pers kepada Republika, Selasa (29/1).

Ia menjelaskan, kegiatan oleh Semen Gresik dilakukan dalam tiga tahap. Rinciannya, tahap pertama anggaran CSR yang dikucurkan Rp 500 juta. Tahap kedua berupa pengaspalan dan pengecoran yang anggarannya mencapai Rp 3,57 miliar.

Sedangkan tahap ketiga, dana yang digelontorkan sebesar Rp 525 juta. Panjang jalan yang diaspal tahap ketiga sepanjang 85,7 meter dan lebar tujuh meter yang tersebar di dua titik, di Desa Tireman.

“Kegiatan pengaspalan jalan tahap III, telah diserahterimakan dari PT Semen Gresik kepada Pemkab Rembang, yang diwakili Wakil Bupati (Wabup) Rembang, Bayu Adriyanto serta Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Rembang, Subakti, Senin (28/1) kemarin,” jelas Kuswandi.

Ia juga mengungkapkan, pembangunan Jalan Lingkar Tireman-Ngotet ini merupakan upaya Semen Gresik bersinergi dengan Pemkab dalam mempercepat pembangunan daerah yang sasarannya bisa mendukung akselerasi perekonomian Kabupaten Rembang secara luas.

Selain melakukan pengaspalan dan pengecoran melalui dana CSR, Semen Gresik juga berupaya menjaga umur badan Jalan Lingkar Tireman-Ngotet. Yakni dengan menyesuaikan beban serta kapasitas jalan tersebut.

Oleh karena truk operasional Semen Gresik juga menjadi salah satu pengguna Jalan Lingkar Tireman–Ngotet. “Sehingga, kemampuan jalan lingkar ini kita sesuaikan dengan tonase truk semen,” jelasnya.

Wabup Rembang, Bayu Andriyanto menambahkan, upaya sinergi antara pemkab dan perusahaan seperti Semen Gresik memang harus dilakukan. Karena perbaikan infrastruktur jalan memang membutuhkan anggaran besar.

Tahun 2018, lanjut wabup, Pemkab Rembang sudah mengucurkan anggaran Rp 15 miliar untuk pengecoran di Jalan Lingkar Tireman–Ngotet ini. Di tahun 2019 ini, akan digelontorkan lagi anggaran Rp 15 miliar yang berasal dari Pemprov Jawa Tengah untuk kegiatan serupa. Pemkab Rembang sangat terbantu karena Semen Gresik sudah ikut membantu Rp 4,5 miliar.

“Semoga nanti masih anggaran lagi dari Semen Gresik untuk infrastruktur pendukung transportasi, distribusi dan pengangkutan berbagai hasil pertanian di wilayah Kabupaten Rembang ini,” katanya.

Saat tinjauan lapangan, Wabup Rembang juga mengaku prihatin melihat kondisi jalan lingkar Tireman-Ngotet. Ia berharap berbagai pihak lain juga ikut berkontribusi dalam perbaikan badan jalan yang kondisinya rusak.

Sebab jalur lingkar ini juga dilalui kendaraan angkutan berat lainnya, di luar truk Semen Gresik. “Kondisi musim hujan seperti sekarang jalan yang berlubang harus segera ditutup agar tidak menjadi semakin lebar dan semakin dalam,” katanya.

Sementara itu, sebelum tinjauan Jalan Lingkar Tireman-Ngotet, rombongan Wabup Rembang dan jajaran Semen Gresik menghadiri kegiatan serah terima pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui CSR bantuan Semen Indonesia.

Penerima manfaat pembangunan RTLH adalah Mbah Lasmi (70) yang juga menjadi korban musibah kebakaran beberapa waktu lalu. Rumah ini dibangun dengan material bata interlock yang merupakan inovasi terbaru Semen Indonesia.

Rumah dengan bata interlock memiliki berbagai keunggulan. Selain pengerjaan yang cepat hanya sekitar 15 hari, juga ramah lingkungan dan kuat serta tahan gempa. Selain itu juga ekonomis, bernilai estetika dan membuat kondisi dalam rumah terasa sejuk.

Bayu menambahkan, selain infrastruktur, masalah lain yang ingin dituntaskan Pemkab Rembang adalah persoalan kemiskinan. Dan kehadiran investasi di Rembang diakuinya ikut berkontribusi positif menurunkan angka kemiskinan maupun perbaikan infrastruktur.

“Semoga kerja sama ini bisa terus ditingkatkan, sehingga kehadiran investasi benar- benar bmemberikan manfaat untuk masyarakat,” kata Wabup Rembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement