Senin 28 Jan 2019 13:27 WIB

Gubernur BI: Aliran Modal Asing Dukung Penguatan Rupiah

Mekanisme pasar semakin berkembang dan meningkatnya kepercayaan investor.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai kurs rupiah saat ini semakin stabil. Bahkan, ia melihat pergerakannya cenderung menguat. 

Ia menjelaskan, ada empat faktor yang menjadi pendukung penguatan mata uang Indonesia tersebut. Pertama, kepercayaan diri investor asing bertambah kuat. 

"Itu terbukti dari terus masuknya aliran modal asing. Tidak hanya PMA (Penanaman Modal Asing) tapi juga investasi portofolio, baik di obligasi, saham, maupun aset yang lain," ujar Perry kepada wartawan usai Syukuran 64 Tahun Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta, Senin, (28/1).

Faktor kedua, kata dia, adanya sinergi kebijakan antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Berbagai hal bisa terus mendukung prospek ekonomi yang lebih baik dengan stabilitas terjaga termasuk kebijakan yang juga kemarin baru dikeluarkan pemerintah," jelasnya. 

Baca juga, Ekonom: Rupiah pada 2019 Bisa di Level Rp 14.600 per Dolar AS

Ia menambahkan, BI pun selalu berkoordinasi dengan pemerintah untuk dorong ekspor mulai dari produk otomotif, elektronik, garmen, serta makanan minuman. Selain itu, para pemangku kepentingan tersebut juga tengah mempersiapkan kebijakan lanjutan untuk substitusi impor baik di baja maupun farmasi. 

Faktor ketiga yang memengaruhi laju rupiah, kata Perry, yakni semakin berkembangnya mekanisme pasar. "Jadi pasar tidak hanya bergantung pada spot atau swap, tapi juga DNDF (Domestic Nondeliverable Forward)," ujarnya.

Perry menyatakan, dari waktu ke waktu volume transaksi DNDF terus berlangsung. Maka, BI memastikan likuiditas valas tersedia, baik di spot, swap, atau pun DNDF. 

Selanjutnya faktor keempat, Perry mengatakan ketahanan eksternal Indonesia memang semakin membaik. Termasuk, dari sisi transaksi berjalan yang lebih rendah. 

"Surplus neraca modal yang semakin meningkat menjadi secara keseluruhan sisi fundamental neraca pembayaran lebih baik. Dengan CAD (Current Account Deficit) yang menurun serta siklus neraca modal semakin meningkat," jelasnya. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg hari ini, kurs rupiah dibuka menguat pagi tadi. Penguatannya sebesar 0,41 persen atau 58 poin di Rp 14.035 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement