Rabu 23 Jan 2019 17:36 WIB

AP I Jajaki Penyediaan Penerbangan Pengumpan di Adi Soemarmo

Banyak calon jamaah umrah yang rela berganti-ganti rute demi bisa berangkat dari Solo

Truk tangki berisi Avtur berada di dekat pesawat yang akan melakukan proses pengisian bahan bakar di Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/6).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Truk tangki berisi Avtur berada di dekat pesawat yang akan melakukan proses pengisian bahan bakar di Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Adi Soemarmo Boyolali menjajaki penyediaan penerbangan pengumpan. Sehingga pengelolaan pasar umrah bisa dioptimalkan.

"Pasar umrah di Kota Solo potensinya cukup besar. Oleh karena itu, keberadaan 'feeder' ini cukup penting," kata General Manager PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Adi Soemarmo, Abdullah Usman di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (23/1).

Menurut dia, pasar yang akan dioptimalkan untuk rute pengumpan tersebut, yaitu Sampit, Banjarmasin dan Pangkalan Bun karena ternyata selama ini lingkup pasar umrah yang melalui Bandara Adi Soemarmo tidak hanya dari Jawa Tengah dan DIY tetapi juga daerah lain.

Bahkan, dikatakannya, selama ini banyak calon jamaah umrah yang rela berganti-ganti rute demi bisa berangkat dari Kota Solo. "Mereka ingin berangkat dari Solo karena menurut mereka biaya umrahnya lebih murah jika dibandingkan berangkat dari kota lain," katanya.

Sementara itu, teknis menggunakan pengumpan adalah calon jamaah umrah harus memegang tiket umrah dan nantinya akan dilayani hingga ke gerbang Bandara Adi Soemarmo. "Saya sedang mencari maskapai yang mau terbang ke Sampit, Pangkalan Bun dan Banjarmasin," ujarnya.

Ia juga berharap keberadaan penerbangan pengumpang tersebut bisa meningkatkan angka keterisian penumpang melalui Bandara Adi Soemarmo yang saat ini turun hingga 26 persen. Mengenai penurunan tersebut, ia mengatakan salah satunya karena adanya Jalan Tol Trans-Jawa yang membuat waktu tempuh lebih efektif dan efisien sehingga banyak pengendara lebih memilih menggunakan jalur darat.

"Seperti misalnya saat ini perjalanan dari Solo ke Surabaya hanya membutuhkan waktu 2,5 jam, Solo-Semarang hanya 45 menit," katanya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Pengusaha Biro Ibadah Umrah dan Haji Indonesia (Perpuhi) Kota Surakarta Her Suprabu mengatakan jumlah jamaah umrah dari Solo dan sekitarnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada musim umrah tahun 2018, jumlah jamaah umrah dari Solo sekitar 25 ribu orang. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan musim umrah tahun 2017 sekitar 19 ribu orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement