Selasa 22 Jan 2019 17:08 WIB

Menteri Susi: Dua BUMN Berpotensi Jadi Bulog Perikanan

Bulog perikanan ini akan bertugas untuk menjaga stabilitas harga produk perikanan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan ada dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling berpotensi untuk dijadikan 'Bulog Perikanan'. Lembaga ini nantinya akan bertugas menjaga stabilitas harga komoditas perikanan, serupa dengan Perum Bulog yang bertugas menjaga harga komoditas pangan terutama beras.

Dua BUMN yang dimaksud Susi adalah Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Perinus). Keduanya, ujar Susi, bisa menjalankan tugas untuk menjaga stabilitas harga komoditas perikanan saat produksi melimpah.

"(Ide) Bulog bagus, namanya Bulog ya pasti BUMN Perindo, Perinus, mungkin mereka bisa jadi Bulog-nya perikanan," ujar Susi usai mendampingi Presiden Jokowi menemui perwakilan nelayan di Istana Negara, Selasa (22/1).

Sebelumnya, sekitar 300 perwakilan nelayan dari seluruh Indonesia bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara pada Selasa (22/1) siang ini. Salah satu topik yang dibicarakan adalah usulan agar pemerintah membentuk institusi yang bertugas menjaga stabilitas harga komoditas perikanan, atau serupa dengan Perum Bulog di sektor pangan, khususnya beras.

Salah satu perwakilan nelayan, Iin Rohimin, menjelaskan alasan di balik ide pembentukan 'Bulog Perikanan' ini. Menurutnya, produksi ikan juga bersifat musiman.

Artinya, perlu ada institusi yang menjaga harga komoditas perikanan ketika harga anjlok akibat produksi yang berlimpah. Fungsinya, ujar Iin, serupa dengan Bulog yang bertugas menyerap beras saat musim panen tiba.

"Kalau di sektor pertanian kan kita kenal Bulog. Di nelayan kami sampaikan perlu ada Bulog di sektor nelayan. Karena ketika produksi melimpah-ruah harga jatuh dan tidak ada yang naikkan harga," ujar Iin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement