Senin 21 Jan 2019 06:25 WIB

Produsen Jagung dan Kakao di Lampung Gini Gunakan Gas Bumi

Sebelumnya, pabrik ini menggunakan kayu bakar.

Fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung milik PT PGN LNG Indonesia.
Foto: Dok PGN
Fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung milik PT PGN LNG Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Perusahaan Gas Negara (PGN) pada awal Januari 2019 telah sepakat untuk menyalurkan gas bumi untuk salah satu pelanggan industri di Lampung, CV Trijaya Makmur Abadi. CV Trijaya Makmur Abadi adalah produsen penghasil jagung dan kakao yang rencananya akan memakai gas bumi untuk pengeringan jagung dan kakao.

"Sebelumnya, pabrik ini menggunakan kayu bakar," kata Sales Area Head PGN Lampung (SAH) Wendi Purwanto.

Ia menyebutkan, komitmen PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk menyajikan energi yang ramah lingkungan bagi pelanggan Industri masih menjadi prioritas utama pada tahun 2019. Menurutnya, di tengah persaingan penyediaan bahan bakar alternatif untuk kalangan industri, PGN terus berupaya untuk memberikan solusi terkait bahan bakar energi yang bersih dan menjamin kontinuitas penyaluran kepada seluruh pelanggan pembangkit, industri, komersial, serta rumah tangga.

PGN Perluas Jaringan Gas di Serang

Wendi menjelaskan, rencana penyaluran ini merupakan pencapaian yang luar biasa. Sebab, sudah ada kesadaran dari para pelaku industri untuk menggunakan bahan bakar yang lebih aman untuk lingkungan.

"Ini merupakan prestasi luar biasa bagi PGN, karena kini bahan bakar gas bumi semakin menjadi primadona di kalangan Industri, mengingat gas bumi lebih ramah lingkungan," katanya.

Ia mengatakan pola penyediaan bahan bakar tersebut, pelanggan industri dapat melakukan penghematan yang signifikan dari berbagai bidang. Menurut Wendi penghematan di antaranya diperoleh dari pengurangan biaya gudang penyimpanan kayu bakar dan pengadaan mesin pengangkut.

"Nilai kalori gas bumi sangat jauh lebih tinggi dibandingkan kayu bakar, sehingga pembakaran yang dihasilkan pun lebih sempurna," jelasnya.

Wendi menambahkan, dengan mengubah pola pemakaian bahan bakar ini, efisiensi yang dapat dicapai oleh pelanggan dapat membantu perluasan kapasitas pabrik sehingga dapat memberikan kesempatan peningkatan perekonomian masyarakat sekitar pabrik.

"Dari segi efisiensi operasional, pelanggan bisa menggunakan gas bumi yang baru dibayarkan di akhir bulan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur CV Trijaya Makmur Abadi Eric Suryadi Chandra mengatakan, penggunaan gas bumi untuk pengeringan jagung dan kakao menciptakan penghematan bagi perusahaan.  "Ini membuat kami lebih efisien karena sebelumnya pabrik kami beroperasi dengan membutuhkan berton-ton kayu bakar pada saat musim raya panen," ujar Eric.

Berdaskan data kuartal III-2018, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 35,75 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.516,70 km atau setara dengan 80 persen dari jaringan pipa gas bumi hilir nasional.

Dari infrastruktur tersebut, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.

Pelanggan gas bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong, Papua Barat. Saat ini, PGN juga telah mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU).

Selain itu, untuk menunjang penyaluran serta kehandalan jaringan dan pasokan gas ke Pelanggan,  PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement